๐๐ฅ๐๐ก : ๐๐ข๐ค๐ข ๐
Lagi-lagi kelompok kadrun berulah. Tindakannya yang satu ini terkesan nyeleneh dan sangat menampakkan kebodohannya dimata publik. Mengapa demikian? Sebab pemilik akun twitter yang bernama @abu_waras belum lama ini menghapus cuitannya yang sempat ramai menjadi perbincangan publik.
Sebelumnya, akun tersebut telah mengunggah perawakan Ganjar yang tengah memeluk hangat seorang perempuan muda. Melihat hal itu saja membuatku tepuk jidat, begitu bodohnya salah satu kelompok kadrun ini sampai-sampai mengangkat sebuah isu yang tak bermutu.
Padahal tak perlu digali informasinya pun dari visualnya saja sudah kentara, jika wanita yang berada dalam dekapan Ganjar tersebut merupakan Siti Atikoh.
Siapa gerangan wanita cantik yang tiba-tiba saja memenuhi halaman timeline medsosku itu? Rasa penasaran pun santer berlalu-lalang dalam anganku. Tak kuasa pikiranku pun turut tergugah untuk menyelidiki sosok perempuan bertubuh mungil ini.
Rupanya wanita berperawakan ayu tersebut memiliki nama panjang Siti Atikoh Supriyanti, istri dari seorang pejabat nomor satu di Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo. Sekian lama diriku mengarungi lautan informasi untuk sekedar mengusut perihal latar belakang Siti Atikoh, โhemm sepertinya ia bukanlah seorang wanita sembarangan.โ celetukku.
Wanita yang kerap disapa Atikoh ini merupakan wanita kelahiran Purbalingga, yang berarti didalam tubuhnya memiliki darah murni asli keturunan Jawa tulen. Sebelum memutuskan untuk menjalani bahtera rumah tangga dengan Ganjar, Atikoh telah menyelesaikan bangku pendidikan sampai ke Universitas Negeri ternama di UGM dengan mengambil jurusan Teknologi Pertanian.
Selain mencari ilmu di Universitas ternama, Atikoh ternyata juga mendapatkan gelar sebagai master Public Policy dari salah satu Universitas di Tokyo, Jepang. Kisah asmara dua sejoli ini pun tak semulus seperti yang dibayangkan, sebab keduanya pernah menjalani hubungan LDR (long distance relationship.)
Waktu itu Ganjar memulai kariernya menjadi HRD diperusahaan Jakarta, sedangkan Atikoh menjadi wartawan dikota Solo. Berbekal kesabaran serta kesetiaan keduanya, pada tahun 1999 akhirnya dua insan ini disatukan dengan ikatan SAH dimata agama serta negara.
Pada tahun yang sama pula, Atikoh telah beralih profesi sebagai PNS di Jakarta sebelum akhirnya pindah ke Jateng. Tak banyak yang tahu seberapa besar kiprah Atikoh kala menjalani tugas seorang PNS di Kota Metropolitan itu.
Atikoh sempat menjadi bagian dari anak buah Gubernur DKI yang kala itu disandang oleh pasangan Jokowi dan Ahok. Namun Atikoh memilih untuk merahasiakan hal itu lantaran ingin bersikap profesional saat menunaikan tugas. Dirinya lebih senang dihormati karena kontribusi yang telah ditorehkan. Bukannya dari hasil memanfaatkan tingginya jabatan dari suaminya.
Waw! Selain memiliki paras ayu nan lembut, ternyata dirinya juga tak suka dengan hal-hal yang berbau sesumbar. Sikap kesederhanaan yang dimiliki Atikoh begitu mengesankan. Lumrah saja Atikoh memiliki pendirian demikian, hal itu tak luput dari keterlibatan pola asuh yang diberikan oleh keluarga Atikoh.
Atikoh besar dan tumbuh dilingkungan keluarga seorang ulama. Kakek Atikoh yakni KH Hisyam A. Karim adalah seorang pendiri Ponpes di Kalijaran. Perlu diketahui juga, jika kakek Atikoh merupakan salah satu tokoh penting dalam lingkup Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat disegani.
Kini Atikoh telah kembali ditanah kelahirannya. Sebagai seorang istri dan ibu bagi anaknya, Atikoh akan selalu mendukung semua langkah becik yang dilakukan oleh suaminya. Salah satunya mengabdi pada bangsa dan negara.
Atikoh telah mengikhlaskan suaminya dimiliki oleh masyarakat. Sebab ia tahu konsekuensi yang akan ia tanggung jika terjun dalam pusaran pemerintahan. Tak ada rasa cemburu maupun sensi jika Ganjar lebih banyak memberikan waktunya untuk rakyat ketimbang keluarga.
Atikoh yakin, jika pasangan hidupnya itu sedang bekerja keras demi menjalankan mandat se-amanah dan sebaik mungkin. Ia percaya jika suaminya tak akan berbuat neko-neko, bahkan melenceng dari SOP-nya sebagai seorang Gubernur. Walaupun Atikoh jarang melakukan quality time dengan Ganjar serta buah hatinya, tak membuat rasa sayang kepada suaminya itu luntur.
Justru Atikoh lega, karena suaminya mampu merangkul serta mengayomi semua warganya. Melihat sang suami yang selalu tersenyum, tertawa bersama masyarakat, membuat Atikoh berkomitmen untuk terus ada dan selalu mendampingi suaminya dalam suka maupun duka.
Begitulah secarik cerita singkat dari kehidupan Atikoh yang mungkin akan membuat iri kaum hawa lantaran kisah cinta keduanya yang sangat pantas dijadikan inspirasi. Perjalanan hidup yang banyak mengajarkan tentang arti kesetiaan dan kepercayaan antar pasangan.
Sepertinya dari sekilas biografi Atikoh saja sudah membuatku yakin, jika istri Ganjar ini memanglah sangat pantas menjadi seorang Ibu Negara setelah Ibu Iriana. Keteguhan serta kelegowo-an yang keduanya miliki telah mencerminkan sikap dari seorang permaisuri tangguh yang rela memberikan suaminya demi kepentingan negara.