ProSiar.com – Insan sepak bola Indonesia sedang bergelora, ada gairah yang luar biasa setiap kali timnas bertanding. Ini mengingatkan kita seperti tahun 2010 saat Irfan Bachdim dkk berlaga di Piala AFF 2010 dan ketika Evan Dimas bersama dengan skuad timnas U-19 menjuarai AFF di Delta Sidoarjo. Pasca medali emas Sea Games 2023, FIFA Matchday lawan Palestina dan Argentina, dan bulan November akan ada helatan akbar Piala Dunia U-17 bukan hal yang berlebihan untuk mengatakan bahwa beberapa bulan terakhir terasa seperti mimpi indah bagi pecinta sepak bola Indonesia.
Tapi tidak semua mimpi itu indah, kita mengalami mimpi buruk saat FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 ketika ada beberapa pihak mempolitisasi sepak bola. Sekarang agaknya mimpi buruk itu akan terulang menjelang Piala Dunia U-17 jika ribut-ribut berbau politik tidak segera diselesaikan. Ribut-ribut yang saya maksud adalah ribut-ribut renovasi Jakarta International Stadium (JIS).
Saat perwakilan FIFA datang ke Indonesia untuk mengecek kesiapan stadion-stadion yang akan digunakan sebagai venue Piala Dunia U-20, FIFA merekomendasikan perbaikan terhadap 29 stadion di 6 kota. Pemerintah bersama PSSI kemudian sepakat untuk melakukan renovasi terhadap 22 stadion di Indonesia dengan total anggaran lebih kurang Rp1,2 triliun. Renovasi yang dilakukan di Manahan, I Wayan Dipta, Gelora Bung Tomo, Gelora Bung Karno, dan stadion-stadion lainnya sama sekali tidak menimbulkan polemik karena semua pihak sadar perbaikan stadion berbanding lurus dengan perbaikan sepak bola. Kemudian saat PSSI dan pemerintah ingin merenovasi dan mempercepat pembangunan sarana pendukung JIS, langsung ada reaksi tidak setuju dari pendukung Anies Baswedan.
Wacana untuk merenovasi JIS agar sesuai dengan standar FIFA dianggap sebagai sebuah upaya PSSI mendiskreditkan hasil kerja Anies Baswedan. Saya perlu mengingatkan bahwa JIS bukan milik Anies, tapi milik bangsa Indonesia. Pembangunan JIS ini sudah dimulai sejak tahun 2008 saat Fauzi Bowo menertibkan bangunan liar di kawasan tersebut. Mungkin Anies yang mulai membangun (meskipun tidak selesai sesuai dengan masterplan), tapi ada Gubernur terdahulu, pemerintah pusat, BUMD, dan BUMN yang memiliki andil dalam pembangunan JIS. Lantas apa hak para pendukung Anies untuk mengklaim JIS adalah manifestasi dari Anies seorang?
JIS memang sebuah stadion yang megah, wajar karena menelan biaya pembangunan lebih dari Rp 4 triliun. Kapasitas yang mencapai 82.000 penonton dengan single seat, lampu penerangan 2400 lux dimana stadion kategori A FIFA hanya disyaratkan memiliki 1500 lux, ruang ganti dan doping control room yang memadai menjadi fasilitas mentereng dari JIS. Tapi ini semua belum menjadikan JIS bisa langsung digunakan sebagai venue Piala Dunia U-17.
JIS sebagai sebuah stadion baru belum memenuhi standar FIFA karena beberapa aspek diantaranya: Akses jalan yang belum memadai sehingga jarak dari hotel pemain ke stadion bisa lebih dari 15 Menit, akses masuk stadion yang digunakan hanya satu, belum memadainya akses Bus Pemain dan official ke dalam stadion, serta rumput yang tidak memenuhi standar FIFA karena rumput di lapangan utama kurang berkembang akibat kurang mendapat sinar UV. Selain itu faktor kenyamanan suporter juga menjadi pertimbangan. Parkiran jauh sehingga suporter harus memutar, akses transportasi umum juga belum selesai, dan alasan lainnya yang perlu segera diperbaiki agar JIS bisa diusulkan sebagai salah satu venue Piala Dunia U-17.
Sebelum era kepemimpinan Erick Thohir, para pendukung Anies sering ribut karena PSSI tidak pernah menggunakan JIS untuk pertandingan timnas. Saat ini ketika PSSI ingin merenovasi dan mempercepat pembangunan fasilitas pendukung seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), akses transportasi umum, dll agar JIS bisa menjadi venue Piala Dunia U-17 pendukungnya masih saja ribut, jadi maunya apa?
Penolakan dari pendukung Anies membuat mereka terlihat seperti “pick me” person yang merasa semua hal di dunia ini tentang Anies, seolah-olah world revolves around Anies, sorry to say it is not. TIMNASKU LEBIH BESAR DARI ANIES.
Versatile Midfielder