Sidoarjo, 24 Desember 2023 – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan sebagai pemimpin pemersatu umat beragama dalam Kebhinekaan di Jawa Timur dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Jawa Timur.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Gubernur Khofifah atas pengabdiannya dalam membina, membimbing dan mengayomi umat beragama di Jawa Timur sehingga terwujud harmonisasi kebersamaan dan guyub rukun.
Penyerahan penghargaan berupa piagam tersebut diserahkan oleh Parumah Pandita Ratu Prande Nabe Gede Anom Jala Karana Manuaba kepada Gubernur Khofifah dalam acara Wisuda Samskara Pengurus PHDI Provinsi Jawa Timur Periode 2023-2028 dan Simakrama Umat Hindu di Pura Jala Siddhi Amerta Sedati, Juanda Sidoarjo, Sabtu (23/12) malam.
Atas penghargaan yang diterima, Gubernur Khofifah menyampaikan terimakasih dan apresiasi. Pihaknya menyebut bahwa penghargaan ini merupakan hasil dari sinergitas, kolaborasi dan gotong royong yang terjalin di seluruh elemen umat beragama di Jatim.
“Suasana harmonis, guyub rukun yang terjalin menjadi modal penting untuk menjaga kerukunan diantara umat beragama di Jatim,” ungkapnya.
Untuk itu, Gubernur Khofifah mengajak, seluruh umat Hindu untuk senantiasa menjaga suasana harmonis dan guyub rukun dalam keberagaman dalam bingkai kebhinekaan. Terlebih, menghadapi tahun politik seperti saat ini, yang mana setiap umat beragama harus mengedepankan guyub rukun dan persaudaraan.
“Mohon kita semua saling menjaga, saling memberikan penghormatan jika ada perbedaan pilihan. Proses pemilihan ini nanti hanya sehari, tetapi bahwa persaudaraan kita harus terus kita jaga sampai akhir usia kita,” ajak Khofifah.
“Lewat pertemuan yang menghadirkan kekuatan umat Hindu se Jawa Timur ini menjadi bagian penting untuk menyampaikan pesan damai, pesan kasih, pesan guyub rukun, dan pesan seduluruan di tengah tahun politik saat ini,” imbuhnya.
Khofifah menambahkan, keberagaman umat beragama yang ada di Jatim ini merupakan bagian dari sebuah simphoni yang indah. Menurutnya, keberagaman ini diibaratkan sebuah orkestrasi musik adalah keterpaduan antara alat musik satu dengan alat musik lainnya menghasilkan karya simphoni indah dalam bingkai keberagaman guyub rukun.
“Tidak disebut simphoni jika hanya bermain seruling dan elektone saja. Tapi akan menjadi sebuah simphoni ketika elektone, gitar, drum, seruling dipadukan menjadi sebuah orkestrasi keberagaman sehingga membentuk simphoni yang indah,” terangnya.
“Kita patut bersyukur, bahwa Jatim dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa sebuah keberagaman tapi di dalam keberagaman itu terdapat keindahan kerukunan umat beragama yang begitu luar biasa,” pungkasnya.
Sementara itu, Walaka PHDI Pusat I Nyoman Sutantra menyampaikan apresiasinya pada Gubernur Khofifah sebagai sosok yang mampu menyatukan berbagai umat beagama di Jatim.
“Bu Gubernur sudah menjadi sosok yang sangat penting bagi Umat Hindu Jawa Timur. Karena Ibu Gubernur senantiasa memperhatikan kerukunan umat beragama, sehingga semua umat merasa tenang dan damai di Jatim ini,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan bahwa di bawah kepemimpinan Ibu Gubernur Umat Hindu dapat dengan khusyuk beribadah dan mengadakan berbagai upacara keagamaan.
“Kami Umat Hindu merasa nyaman dan berbahagia karena hidup di tanah dimana Sumpah Palapa hadir dan dapat membangun kebhinnekaan. Di bawah kepemimpinan Ibu Gubernur kami dapat beribadah dengan tenang, membangun tempat ibadah, dan mengadakan berbagai upacara keagamaan dan kebudayaan,” tandasnya.
Dalam sambutannya, Ketua Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Jawa Timur I Gusti Putu Raka Arthama mengatakan, dibawah kepemimpinan Gubernur Khofifah, Jatim telah menjadi rumah yang sangat sejuk dan nyaman dalam mengedepankan kerukunan ummat beragama.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia I Nyoman Sutantra, Romo Dukun Tengger Pandita Setiawan, Sekretaris Umum Lembaga Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Jatim Ketut Rohani, Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) Jatim Komang Pasek serta para pendeta, pinandita, romo dukun, dan romo mangku se Jatim.
*Pulung Chausar*