_Oleh: Agusto Sulistio – Mantan Kepala Aksi & Advokasi PIJAR era90an._
Entah bagaimana caranya menghitung, serentak media mainstream nasional memberitakan laporan keuangan PLN 2023 dibawah kepemimpinan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly mengalami kemajuan pesat melalui laporan keuangan PLN kwartal tahun 2023 “Untung Besar”.
Salah satu media online nasional membeberkan bahwa berdasarkan laporan keuangan, PT PLN (Persero) mencatat laba bersih tertinggi dalam sejarah pada tahun buku 2023, mencapai Rp 16,05 triliun. Ini menunjukkan bahwa PLN mengalami kenaikan signifikan dari tahun buku 2022 yang sebesar Rp 5,36 triliun. Faktor utama peningkatan ini adalah pendapatan yang meningkat, capaian untung kurs, dan peningkatan penghasilan keuangan.
Sehingga, secara keseluruhan, laporan keuangan mengindikasikan bahwa PLN mengalami pertumbuhan laba yang signifikan, menandakan kinerja perusahaan yang menguntungkan pada tahun 2023.
*Laporan Keuangan PLN 2023 “Untung Drastis” Adalah “Mimpi”*
Dalam laporan keuangan PLN tahun buku 2023 yang dilansir oleh banyak media online mainstream Nasional tidak relevan dikatakan untung. Sebab laporan keuangan PLN tahun buku 2023 tidak menampilkan anggaran APBN 2023 yang diberikan kepada PLN serta dana kompensasi tarif untuk PLN tahun 2023.
PLN dibawah Dirut Darmawan Prasodjo,mengklaim pihaknya di tahun 2023 mengalami keuntungan sebesar 16,05 Trilyun, atau mengalami peningkatan 5,36 T dari tahun 2022.
Sejatinya laporan keuangan PLN bahwa tahun 2023 alami keuntungan sama sekali tidak relevan. Sebab Pemerintah melalui APBN 2023 telah menyuntik PLN sebesar 133,3 Trilyun.
Bahkan akibat terjadinya kenaikan tarif listrik PLN yang berdampak pada semakin sulitnya kehidupan rakyat. Pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi kompensasi tarif.
Total anggaran yang diterima PLN dari APBN dan Dana kompensasi 2023 sekitar 133 Trilyun lebih. Lalu, darimana PLN bisa dikatakan mengalami kemajuan dan keuntungan yang drastis di tahun 2023.
Justru PLN alami kerugian di tahun 2023, karena bantuan anggaran sejumlah 133 T belum lagi ditambah dana subsidi kompensasi hanya menghasilkan keuntungan 16,05 T. Jika hasilnya begini, anak lulusan SMA didampingi dengan Direksi PLN saat ini pun bisa lakukan hasil yang sama seperti Dirut PLN, Darmawan Prasodjo.
Disisi lain jika pemerintah tidak memberikan dana kompensasi, PLN akan lakukan kenaikan tarif dasar Listrik, artinya PLN belum mampu menghadirkan listrik untuk rakyat dengan tarif yang terjangkau. Kasihan rakyat hidupnya akan semakin sulit jika PLN kemudian menaikkan tarif listrik jika tidak ada bantuan subsidi negara. Artinya kemandirian PLN dipertanyakan, Apa lagi BOD saat ini tidak berani membatalkan kontrak IPP yang diperpanjang sebelum masa kontrak nya selesai?dan PLN tidak mengoptimalkan pembangkitnya demi Pembangkit IPP bisa masuk jaringan PLN.