LAMONGAN, 23 Maret 2024 – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa menghadiri acara Penyerahan Santunan 800 anak yatim kolaborasi Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) dan Laz (Lembaga Amil Zakat) se-Kabupaten Lamongan di Pendopo Lokatantra, Kab. Lamongan, Kamis (21/3).
Kepada 800 anak-anak yang hadir, Khofifah berpesan agar selalu menghormati orang tua dan guru. Ini penting, karena ridho orang tua menjadi salah satu kunci meraih cita-cita dan kesuksesan.
“Anak-anakku sekalian, siapa di sini yang pernah membentak orang tua terutama ibu? Pulang dari sini Bu Khofifah minta semuanya tidak ada lagi yang membentak orang tuanya terutama ibu. Hormati ibumu,” pesannya.
“Dengan hormat pada orang tua dan guru, insyaAllah kita akan mendapatkan ridho Allah SWT. Yang punya cita-cita tinggi semoga diijabah Allah SWT. Apalagi ini Bulan Puasa, mudah-mudahan doa kita semua diijabah Allah SWT,” imbuhnya.
Khofifah yang juga Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 ini juga turut memberikan semangat dan motivasinya. Menurutnya, untuk meraih cita-cita dibutuhkan semangat, kerja keras dan doa. Untuk itu, ia berpesan kepada anak-anak agar rajin belajar, rajin beribadah, jangan mudah menyerah,ntetap optimis serta tidak boleh bermalas-malasan.
“Anak-anakku semuanya harus optimis. Jangan mudah menyerah. Bu Khofifah minta anak-anak belajar yang rajin. Kalau ingin jadi Presiden, jadi gubernur, jadi polisi, jadi TNI, semuanya harus rajin belajar. Tidak boleh bermalas-malasan,” katanya.
“Hormati orang tua dan guru. Tidak boleh membentak. Siapa yang merasa pernah membentak orangtua dan gurunya, sepulang dari sini tolong minta maaf dan janji tidak mengulangi lagi,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Khofifah juga turut mengajak Muhammad Zulfikar, salah satu putra daerah asli Lamongan yang berhasil menyelesaikan jenjang S1 dan S2 di Universitas Airlangga (Unair) secara _fast track_ dalam waktu 4,5 tahun. Ia turut meminta Zulfikar berbagi kisah kepada anak-anak yang hadir.
Sebagai informasi, Zulfikar adalah putra asli Lamongan kelahiran 18 Agustus 2001. Ia menyelesaikan pendidikan S1 Administrasi Publik Unair selama 3,5 tahun dan S2 Kebijakan Publik Unair selama 3 semester. Seluruhnya merupakan beasiswa.
“Anak-anakku sekalian, ini namanya mas Zulfikar, asli Lamongan. Ia adalah seorang aktivis yang berhasil menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 secara _fast track_ hanya dalam waktu 4,5 tahun. Siapa yang di sini ingin seperti beliau? Untuk itu belajar yang rajin dan taat pada orang tua,” katanya.
Di akhir, Khofifah juga turut menyampaikan terimakasih kepada Baznas Jatim yang telah menyelenggarakan acara santunan anak yatim ini.
“Terimakasih kepada Baznas, semoga bisa terus memberikan layanan umat dengan baik. Semoga para _muzakki_ juga pahalanya diterima Allah SWT, dan para _mustahiq_ mendapatkan manfaat barokah dari Allah SWT. Juga Kab. Lamongan semoga barokah, Jatim juga barokah,” katanya.
“Mudah-mudahan puasa, tarawih, tadarus, infaq shodaqoh, zakat kita diterima Allah SWT. Mudah-mudahan Allah pertemukan kita dengan malam Lailatul Qadar. Mudah-mudahan Allah berikan rahmat dan rahim-Nya kepada kita. Mudah-mudahan Allah ampuni dosa-dosa kita, Al-Fatiha,” pungkasnya.
Sementara itu, Muhammad Zulfikar yang berhasil menyelesaikan S1 dan S2 secara _fast track_ 3,5 tahun menyampaikan kekagumannya kepada sosok Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, Khofifah merupakan salah satu tokoh perempuan inspiratif.
“Saya mengidolakan Ibu Khofifah. Perasaan saya sangat senang dan tidak menyangka beliau mengajak saya berbagi kisah dengan anak yatim di Lamongan ini. Dan _Alhamdulillah_ tadi saya juga mendapat support dari beliau,” katanya.
Menurutnya, Khofifah selalu menekankan semangat optimisme. Semangat itu yang kemudian dibawa menjadi tagline Pemprov Jatim yakni ‘Optimis Jatim Bangkit’.
“Jadi semangat optimis ini meskipun kita punya kekurangan, baik anak yatim maupun disabilitas misalnya, tapi kita harus optimis bahwa kesempatan masih ada. Bahwa kehidupan harus terus berjalan, sehingga kita harus pantang menyerah dan tetap istiqomah ” pungkasnya. (*)