SURABAYA , 28 Maret 2024 – Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tengah mengajukan pembukaan tiga prodi baru tahun ini. Prodi yang dimaksud ialah S-1 Keperawatan, S-1 Kebidanan, dan S-1 Fisioterapi yang sudah memasuki tahap asesmen lapangan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes).
Prodi S-1 Fisioterapi diasesmen tim asesor LAM-PTKes pada Rabu, 20 Maret 2024 lalu. Kemudian, prodi S-1 Kebidanan diasesmen asesor yang terdiri dari Idah Ayu Wulandari, S.Si.T., M.Keb dan Sinar Pertiwi S.ST., M.PH., pada Senin, 25 Maret 2024. Tim asesor disambut jajaran pimpinan rektorat, pimpinan FK, para dekan dan direktur di Gedung FK Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya.
Dekan FK, Dr. dr. Endang Sri Wahjuni, M.Kes., mengatakan bahwa visitasi tersebut dimaksudkan untuk asesmen lapangan akreditasi minimum pembukaan tiga prodi tersebut. Dua prodi sudah divisitasi dan satu prodi lagi yaitu S-1 Keperawatan akan divisitasi dalam beberapa waktu ke depan.
“Visitasi ini dilakukan asesor untuk mengecek langsung kesiapan UNESA khususnya FK membuka prodi baru tersebut. Para asesor sudah mengecek semua kesiapan mulai dari sarana-prasarana, SDM, laboratorium dan sebagainya. Alhamdulillah, dua prodi sudah divisitasi tinggal menunggu hasil dan rekomendasi,” ucapnya.
Dekan FK menuturkan, terkait pembukaan prodi baru tersebut, UNESA sudah melakukan serangkaian persiapan jauh-jauh hari, mulai dari infrastruktur, sarana-prasarana, hingga perekrutan SDM seperti dosen yang berkompeten masing-masing di bidang fisioterapi, keperawatan dan kebidanan.
Selain itu, UNESA juga sudah memiliki SDM dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). “Bersama pimpinan, kami mengumpulkan jajaran para ahli untuk membuat borang pendirian prodi termasuk mempersiapkan berbagai aspek yang diperlukan,” ucap dokter Endang.
Adapun tujuan pembukaan prodi baru tersebut yaitu untuk menjawab kebutuhan tenaga medis atau tenaga kesehatan. Seperti yang diketahui bahwa berdasarkan kebutuhan jika dilihat dari jumlah penduduk Indonesia, jumlah tenaga kesehatan atau tenaga medis di Indonesia masih belum merata.
Lebih khusus lagi, kebutuhan terhadap sumber daya manusia di bidang fisioterapi pun masih sangat tinggi, begitupun dengan jumlah bidan dan perawat yang belum merata, terutama di daerah.
“Semangat kami membuka prodi baru ini untuk menjawab masih adanya ketimpangan distribusi tenaga kesehatan di Indonesia. Ini bagian dari upaya mendukung pemerintah dalam membangun sektor kesehatan yang merata di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Dekan berharap, seluruh persiapan yang dilakukan bisa memenuhi standar pembukaan prodi baru. “Semoga ini berjalan lancar dan setelah seluruh rangkaian visitasi dilakukan baru nanti rekomendasinya keluar. Kami harap, prodi baru bisa dipilih jalur SPMB atau jalur mandiri tahun ini,” harapnya.