JATENG – Rabu (23/2/2022), Sosok salah satu Srikandi Senayan ini cukup menggema di kawasan Pantura Jateng. Bukan hanya karena Daerah Pemilihan (Dapil)-nya berada di Dapil IX meliputi Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes dan Kota Tegal, melainkan karena sepak terjang anggota Fraksi PDIP yang bertugas di Komisi IX (membidangi kesehatan dan ketenagakerjaan) ini, dikenal sangat dekat dan akrab dengan masyarakat serta para jurnalis di kawasan “republik ngapak” tersebut. Tak heran jika PWI Jateng akan memberikan anugerah PWI Jateng Award untuk kedua kalinya. Pemberian anugerah akan diberikan pada tanggal 25 Februari 2022 di Semarang Jateng bersama dengan 25 tokoh lainnya yang terdiri dari beberapa sektor termasuk diantaranya kepala daerah hingga perusahaan besar seperti Pertamina, Sido Muncul, Semen Gresik hingga Bank Jateng.
Dewi Aryani yang akrab disapa DeAr ini bukan sosok asing bagi warga Jateng. Perempuan yang di kenal gesit dan merakyat ini tercatat tiga periode menjabat wakil rakyat di Senayan, yakni periode 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024.
Pada periode 2009-2014, dia bertugas di Komisi VII yang membidangi Energi, Sumber Daya Mineral, Riset, Teknologi, Lingkungan dan Pendidikan Tinggi. Dewi Aryani juga turut berpartisipasi dalam kampanye Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. Sedangkan pada periode 2014-2019 dan 2019-2024 saat ini bertugas di Komisi IX.
Istri H. Hutri Agus Mardiko, SH ini menyelesaikan pendidikan Strata-1 di Fakultas Ilmu Politik dan Sosial, Universitas Airlangga, Surabaya dan meneruskan pendidikan pascasarjananya pada fakultas yang sama di Universitas Indonesia, Jakarta hingga melanjutkan Strata-3.
Tak heran, wanita yang saat mahasiswi pernah menjadi penyiar radio dan televisi ini latar belakangnya sebagai ahli dan praktisi bidang komunikasi membuatnya luwes bergaul dengan beragam kalangan, termasuk para jurnalis.
Kepada insan pers, Dewi Aryani mendorong wartawan khususnya di daerah untuk memperkuat isu-isu dan potensi lokal agar persoalan yang muncul bisa direspons cepat oleh pemerintah di tingkat pusat.
”Potensi lokal daerah di Jawa Tengah bagian barat ini cukup banyak. Kalau awak media menangkap potensi ini kemudian tersebar luas dan menjadi viral maka akan sangat memberi manfaat bagi kepentingan masyarakat,” kata Dewi Aryani.
Menurut Dewi Aryani, tantangan wartawan saat cukup berat di tengah gencarnya media sosial. ”Profesionalisme itu pasti penting. Selain itu, perlu juga wartawan memperluas jaringan informasi karena terkadang informasi diperoleh masyarakat justru tidak dari media tapi bersumber dari pihak lain,” tegasnya.
Dunia media saat ini, kata dia, berkembang sangat pesat. Dunia tanpa batas, semua manusia di negara manapun dapat saling akses lewat media-media digital saat ini. Hanya saja perlu kemasan informasinya lebih membumi dan memperhatikan konten kearifan lokal.
“Media dapat membantu mengemas informasi di daerah masing-masing dan mengangkat potensi lokal supaya menasional dan mendunia. Objektif dalam pemberitaan akan menambah bobot kualitas pemberitaan dan menjadi media yang terpercaya,” pesan DeAr.
Untuk itu, dia juga berharap wartawan mengikuti perkembangan zaman dan melakukan jejaring lebih baik lagi dengan semua stakeholder, termasuk menambah wawasan dan kemampuan dalam mengikuti perkembangan teknologi maupun kemampuan menulis, wawancara dan menyampaikan informasinya kian hari harus makin kekinian.
Meski ketertarikan Dewi Aryani pada ilmu politik sudah terlihat sejak dia menempuh pendidikan formal, namun dia baru memutuskan terjun ke panggung politik yang sebenarnya setelah lebih dari satu dekade wanita ini memulai karir profesionalnya.
Politisi PDIP ini bertekad tiada kenal lelah memperjuangkan aspirasi masyarakat Jateng khususnya Pantura untuk diwujudkan dalam berbagai kebijakan pemerintah pusat maupun daerah, untuk digunakan sebesar-besarnya demi kesejahteraan masyarakat.
Riwayat Pendidikan
1. Formal:
a. Doktor Administrasi Bisnis & Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta.
b. Magister, Jurusan Ilmu Administrasi: Bisnis Internasional, Universitas Indonesia, Jakarta.
c. Sarjana, Jurusan Komunikasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.
2. Non Formal:
a. IDEA MIT Management School Boston USA,
b. Kursus-kursus di beberapa bidang.
Prestasi Akademis/Non Akademis:
1. Lulusan Terbaik Magister Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia tahun 2006, summacumlaude.
2. Lulusan Terbaik dan tercepat dalam sejarah UI untuk Mahasiswa Doktor di Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik (FISIP), Universitas Indonesia tahun 2012, summa cumlaude.
3. Dosen tamu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia.
4. Mentor akademik untuk mahasiswa magister dan doktoral di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA),Universitas Indonesia.
5. Peringkat 27 dari 99 Wanita berpengaruh diIndonesia oleh Majalah Asia Globe pada tahun2017.
Pengalaman Organisasi Akademis:
1. Duta Reformasi Birokrasi dari Universitas Indonesia,2012-sekarang
2. Duta Pengembangan Administrasi Publik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, 2012-sekarang
Pekerjaan/Posisi :
a. Anggota DPR-RI, Komisi VII (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), 2009-2014.
b. Anggota DPR-RI, Komisi IX (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), 2014-2019.
c. Anggota DPR-RI, Komisi IX (Fraksi PDI Perjuangan) 2019-2024
d. Komisaris/pemegang saham beberapa perusahaan keluarga bidang hilir migas, perdagangan, pertanian, dan perikanan
6. Peringkat 14 dari 99 Wanita berpengaruh di Indonesia oleh Majalah Asia Globe pada tahun2016.
7. Peringkat 20 dari 99 Wanita berpengaruh di Indonesia oleh Majalah Asia Globe pada tahun2015.
8. Peringkat ke 36 dari 99 Wanita berpengaruh di Indonesia oleh Majalah Asia Globe pada tahun2014.
9. Peringkat ke 38 tempat dari 99 Wanita berpengaruh di Indonesia oleh Majalah Asia Globe pada tahun2013.
10. Legislator Terbaik 2014 oleh Persatuan Wartawan Indonesia/PWI Jawa Tengah, 2014.
11. Inspiring Woman oleh Man Obsession Magazine,2014.
12. Penulis buku, NAWACITA Joko Widodo-Jusuf Kalla, Integrasi Pembangunan dan Pusat, dipergunakan oleh Kementerian Dalam Negeri sebagai panduan dan acuan dan wajib diimplemantasikan oleh Kepala-Kepala Daerah di Indonesia. (HS)
Editor: Gus Din