Jakarta – Sejarah Sepak Bola Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda Pada awal perkembangannya, sepak bola hanya dimainkan di lingkungan orang-orang Belanda, terutama di kota-kota besar.
Hal itu disampaikan oleh Bambang Priyatno Gunawan, setelah dimainkan di lingkungan orang Belanda, sepak bola di Indonesia dimainkan juga oleh kaum terpelajar di Indonesia di kota-kota besar dan menyebar hingga di daerah-daerah” Minggu 6 Maret 22.
Oleh karena itu Organisasi resmi sepak bola yang berdiri di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, yaitu Nederland Indische Voetballbond (NIVB), yang para pendirinya adalah orang-orang Belanda Ucapnya.
Lebih lanjut Bambang Priyatno Gunawan juga merupakan sebagai Pengamat Persepak bolaan Tanah air menjelaskan” Erick Thohir pernah menyampaikan dan mengakui olahraga sepak bola sudah menjadi bagian penting dalam kehidupannya sejak kecil dan saking cintanya, bahkan dia mempelajari seluruh aspek manajemen dan turun langsung sebagai pembina.
Menurutnya Erik Thohir menjadi supporter sejak kecil, sepak bola sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya.
Selanjutnya Erick Thohir sendiri sangat apresiasi dan antusias menyaksikan perkembangan,sepak bola yang di gelar pada (PON) tahun lalu yang diselenggarakan di Papua.
Oleh karena itu kata Bambang mantan Bos Inter Milan itu yakin, banyak sekali talenta olahraga Indonesia dimasa depan dan semua mata akan melihat serta kesempatan akan terbuka semakin lebar, baik bagi pemain maupun semua klub di lapangan liga “Jangan sia-siakan peluang yang terbaik.
Perlu diketahui Menteri Erick melanjutkan lapangan kerja di BUMN terbuka untuk jenjang karir atlet berprestasi yang dimana BUMN juga turun langsung dalam mendukung pembinaan atlet hingga regenerasinya.
Dukungan tersebut diberikan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo. Di mana pemerintah harus memberikan dukungan pembinaan atlet masa depan yang berprestasi dalam kompetisi baik nasional dan internasional.
Bagi Erick sendiri, sepak bola adalah penjaga persatuan bangsa Indonesia pengikat persaudaraan antar pemain hingga suporter seluruh Indonesia. Dirajut dari fair play dengan sportivitas total ” Tutupnya. (red)
Editor: Gus Din