Jakarta – Gegara merobohkan papan bunga yang bernada menghina wartawan, Ketum PPWI Wilson Lalengke M.Sc, MA, dan kawan- kawan ditangkap dengan pasal perusakan dan membuat onar. Namun dari pengamatan media, bunga papan tersebut tidak rusak, hanya dirobohkan.
Melalui rilis Polres Lampung Timur, Senin (14/3/2022) Ketua Umum PPWI di hadapan jajaran Polres menyampaikan pesan untuk seluruh anggota PPWI di seluruh Indonesia dan luar negeri. “Saya menikmati proses ini dan tidak merasa dendam,” jelasnya dengan tenang.
Kapolres Lampung Timur AKBP Zaki Alkazar Nasution mengatakan penangkapan berdasarkan laporan tokoh adat.
Berikut Transkrip Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke M.Sc, MA, saat konferensi pers. Rekan-rekan PPWI di seluruh Indonesia, Dari saat saya dibawa ke Polres, saya sudah sampaikan kepada teman-teman Penyidik, karena mereka teman kita juga.
Ada disampaikan kepada mereka. ”Tenang saja, saya dalam keadaan baik- baik. Saya menikmati proses ini.”
Saya tidak ada rasa dendam, rasa sakit hati atau apalagi menyesali, saya berada di dalam (sini).
Menanggapi video Ketua Umum PPWI menggunakan baju tahanan, Humas Internasional PPWI dari Lebanon Abdul Rohman Dabboussi mengatakan ini indikasi negatif terhadap Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke sehingga bisa menyebarkan berita ke semua benua.
“Saya tahu dampak berita itu terhadap ekonomi dan pariwisata Indonesia, serta keakuratan dan kepekaan situasi di dalam negeri. Setelah berita itu terbit di luar negeri,” katanya, Selasa (15/3/2022).
“Dan dengan surat ini saya memperingatkan para aparat yang mungkin memikirkan balas dendam dan manipulasi dengan Presiden PPWI ini, akan membawa situasi di Indonesia ke resiko internasional akibat berurusan dengan tokoh petinggi seperti ini,” kecamnya.
Sebagai Presiden PPWI, saya mengenalnya dengan baik. Dia adalah lulusan universitas bergengsi Eropa.
“Yang menangkapnya tidak berpikir orang dengan klasifikasi, pangkat, dan pemikiran yang tinggi. Kami memiliki kesabaran namun jika tidak dihiraukan, saya akan mengekspos konspirasi ini ke media internasional,” kecamnya. (red)
Editor: GD