Warga Rancabali Kabupaten Bandung Kompak Cegah Stunting Dengan Perencanaan Keluarga

PROSIAR – Bertempat di GOR Sabda Pawitra, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jumat (17/09/2021), hadir 180 orang kelompok sasaran Bangga Kencana 2021 serta mengundang Diah Nurwitasari sebagai Narasumber Ahli Pembina Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga dalam rangka Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana di Wilayah Kabupaten Bandung dan Bandung Barat Tahun 2021.

Kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Jawa Barat bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI.

Kegiatan ini diawali sambutan Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Bandung Barat, Hairun, lalu dilanjutkan oleh Gun Gun Gunawan, Wakil Bupati Bandung periode 2016 – 2021, mengangkat topik Stunting, yaitu masalah kurang gizi kronis, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Wahidin, memberikan Laporan Kegiatan Bangga Kencana Tahun 2021 dalam acara tersebut. Wahidin menekankan kepada seluruh peserta untuk terus meningkatkan kualitas SDM sejalan dengan pertambahan penduduk yang setiap tahun semakin bertambah.

“Pendataan Keluarga Tahun 2021 dilakukan pada tanggal 1 April sampai dengan 31 Mei 2021, namun karena ada kendala pandemi maka diperpanjang sampai dengan Bulan Juli Tahun 2021. Pada tahun 2021, terdapat tambahan indikator penting dalam Pendataan Keluarga, yaitu adanya data keluarga beresiko stunting.”, lapor Wahidin.

Peserta sosialisasi berfoto usai acara

Wahidah, Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga BKKBN, memaparkan materi mengenai Mencegah Stunting dengan Perencanaan Keluarga.

“BKKBN pada tahun 2021 menerima mandat dari Presiden RI untuk menjadi Ketua Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting. Mandat yang diterima adalah menetapkan target percepatan penurunan stunting yang harus dicapai pada tahun 2024 sebesar 14%”, ujar Wahidah.

Menjadi narasumber utama dalam kegiatan ini, Diah Nurwitasari, mengatakan bahwa perencanaan mempersiapkan hari esok harus ada dalam kerangka ketakwaan kepada Allah SWT. Demikian pula, dengan membangun sebuah keluarga pun dimulai dari sebuah perencanaan.

”Poin penting dalam pencegahan stunting, yang paling dasar adalah pemahaman mengenai fungsi keluarga, dimana delapan fungsi keluarga adalah fungsi-fungsi yang menjadi prasyarat dan acuan, di antaranya Fungsi Agama, Fungsi Sosial Budaya, Fungsi Cinta Kasih, Fungsi Perlindungan, Fungsi Reproduksi, Fungsi Sosialisasi Pendidikan, Fungsi Ekonomi, dan Fungsi Lingkungan. Menjalankan keseluruhan fungsi tersebut dengan baik tentu membutuhkan usaha yang tidak mudah, karena itu, setiap keluarga harus mampu mempunyai arah dan tujuan ke depan. Diharapkan dengan dilaksanakannya delapan fungsi tersebut, keluarga Indonesia dapat menjadi keluarga yang sejahtera dan berkualitas. ” tutup Diah.

“Berencana itu Keren”, pekik seluruh peserta dan tamu undangan yang hadir, dengan simbol Jari Hati, menyatukan jari telunjuk dan jempol membentuk simbol hati, ciri khas yang dipopulerkan orang Korea.(relis)