PROSIAR – Badan Kekependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama anggota Komisi IX DPR RI, Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH, kembali menggelar sosialisasi pendataan keluarga kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, Sabtu (18/09/2021) di gedung SMP Yappa, Sukmajaya Depok II Timur kota Depok Jawa Barat.
Sosialisasi ini juga dihadiri Direktur perencanaan pengendalian penduduk BKKBN RI Dr.Munawar Asikin ,S.si,M,se, serta Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN provinsi Jawa Barat Drs.Rahmat Mulkan .MM.
Wenny Haryanto dalam pemaparannya menjelaskan tentang stunting dan bahayanya bagi anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa.
“Saya mau menjelaskan tentang stunting. Stunting itu apa sih? Stunting itu adalah kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, sehingga pertumbuhan tubuh menjadi terhambat dan daya fikir juga berkurang,” jelas Wenny Haryanto dihadapan para peserta yang sebagian besar merupakan kader posyandu dan kader KB.
Dijelaskan Wenny, ciri-ciri anak mengalami stunting diantaranya yaitu pertumbuhan tinggi anak lambat, menurunnya kemampuan focus dan memori belajar, pertumbuhan tubuh yang lamban, wajahnya lebih terlihat lebih muda dibanding anak-anak sebayanya, pubertasinya terlambat, usia 8 sampai 10 tahun anak akan cenderung menjadi pendiam, anak rawan terserang penyakit.
“Ibu-ibu dan bapak-bapak harus mampu menjelaskan itu kepada masyarakat, sebagai kader posyandu dan kader KB harus bisa menjelaskan kepada masyarakat,” ujar Wenny.
Ada beberapa langkah yang di sampaikan Wenny agar terhindar dari stunting, yang pertama ketika sedang hamil jangan lupa mengkonsumsi tablet penambah darah, yang kedua jangan lupa makan makanan yang nutrisinya seimbang atau 4 sehat 5 sempurna,yang ketiga ketika bayi sudah lahir lakukanlah imunisasi dasar yang lengkap, yang keempat berikan asi eksklusif selama enam bulan, yang kelima perilaku hidup sehat, yang keenam jangan lupakan untuk mengawasi pertumbuhannya.
Munawar Asikin, Direktur perencanaan pengendalian penduduk BKKBN RI menyampaikan orasinya tentang program bangga kencana yang menjadi salah satu tugas pokok BKKBN.
“BKKBN sangat konsern dengan program Bangga Kencana atau Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana. Di BKKBN sendiri pembangunan keluarga itu dimulai dari persiapan seseorang untuk menuju kepada pernikahan,” jelas Munawar Asikin.
Munawar menambahkan, ditengah masyarakat masih sering terjadi pernikahan dini. Peraturan menyatakan seorang wanita sebaiknya menikah diumur 21 tahun dan prianya diumur 25 tahun.
“Sudah banyak penelitian menikah diumur dibawah itu mempengaruhi kualitas kesehatan ketika nanti melahirkan,” lanjutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, para orang tua diminta benar-benar memperhatikan beberapa hal penting sebelum anaknya menikah.
“Yang pertama pastikan mereka memiliki lingkar lengan atas yang baik. Ibu-ibu bisa berkomunikasi dengan KUA atau BKKBN, jika lingkar lengan atasnya kecil, nanti bisa jadi melahirkan anak yang kurang sehat atau malah bisa terancam stunting. Kemudian pastikan sebelum menikah mereka tidak mengidap penyakit anemia, setelah itu jangan sampai pasangan subur itu merokok,” tutup Munawar.(art)