PROSIAR – Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Munawar Asikin, mengatakan upaya negara dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) bila sudah berhasil mengatasi persoalan stunting.
Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya.
Stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi.
“Negara dianggap tidak sukses melaksanakan pengembangan SDM bila tidak berhasil menangani stunting,” kata Munawar dalam kegiatan Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra Tahun 2021, di Graha Cibening Jalan Caman Raya No. 89, Jatibening II, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/10/2021).
Munawar berpesan agar anak-anak usia remaja, calon pengantin, dan pasangan baru menikah agar memahami hal-hal yang menyebabkan stunting.
Karena lanjut Munawar, asal muasal stunting adalah dari pasangan usia subur, remaja putri, calon pengantin sampai pasangan yang sudah menikah.
Pemahaman stunting ini menurut Munawar bisa diberikan kepada calon pengantin melalui sekolah pra nikah.
Di mana pasangan yang akan menikah harus mengerti pola hidup sehat dan mengatur keluarga yang sehat.
“Kita harapkan, setiap tahun angka stunting di Indonesia terus turun. Kita targetkan 2024 nanti angka stunting Indonesia di bawah 14 persen. Seperti yang ditargetkan Presiden Joko Widodo” ujar Munawar.
Kegiatan Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra Tahun 2021, di Graha Cibening, Jalan Caman Raya No. 89, Jatibening II, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/10/2021) juga dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Intan Fauzi.
Dalam kegiatan tersebut, Intan mengingatkan masyarakat supaya konsisten mengonsumsi makanan sehat, bergizi dan vitamin yang cukup di masa seribu hari usia bayi. Yang terhitung sejak ibu hamil 3 bulan.
“Dalam penanggulangan ataupun penurunan angka stunting ini kita harus fokus pada ibu hamil, remaja putri, bayi dan balita tentu saja. Kondisi yang paling dibutuhkan untuk penanggulangan stunting ada koordinasi pemerintah daerah dengan sektor terkait,” ucap Intan.
Intan menjelaskan beberapa penyebab kegagalan penanggulangan stunting. Di antaranya akibat pendapatan keluarga yang menurun karena efek pandemi covid-19 sehingga keluarga tidak mampu untuk membeli makanan yang bernutrisi baik.
Oleh karena itu, ia juga menyarankan agar Kemenkes dapat bekerjasama dengan Kementerian Sosial untuk membantu keluarga yang tidak mampu tersebut untuk dapat mencegah dan menurunkan terjadinya stunting.
Ia berpendapat pemerintah harus memberikan perhatian lebih dalam upaya pemberantasan sunting. Menurut Intan, bila gagal mengatasi persoalan stunting, kemampuan daya saing bangsa di masa depan akan terancam.
Seperti diketahui, saat ini angka stunting di Indonesia adalah 27,67 persen. Angka ini terbilang masih tinggi. Penanganan stunting dianggap berhasil bila dapat menurunkan sampai angka di bawah 20 persen. Karena negara yang angka stuntingnya berada di atas 20 persen terancam tidak mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
Selain Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Munawar Asikin dan Anggota Komisi IX DPR RI, Intan Fauzi, Kegiatan Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra Tahun 2021, di Graha Cibening, Jalan Caman Raya No. 89, Jatibening II, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/10/2021) ini juga dihadiri Koordinator Bidang Dalduk BKKBN Provinsi Jawa Barat, Irfan Indriastono.