Prosiar, Surabaya – Figur Muda yang lahir di Jakarta, 1 Agustus 1990 ini kala Mahasiswa kerap mengikuti kegiatan-kegiatan PAN bahkan kadang mewakili BM-PAN. Ia menjalani aktivitas di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sampai ke kepengurusan PB lalu terlibat di DPP KNPI dan menjadi Ketua Umum DPP Aliansi Pemuda Nasional (APN), Humas Gerakan Nasional UMKM Bangkit dan Direktur ATUM (Analisa Teruji Madani) Institute
Ia juga mendirikan lembaga kajian komunikasi politik bernama BSI (Branding Suport Indonesia)
Pembelaannya pada kaum buruh membuatnya dipercaya LPHKI (Lembaga Pengkajian Hukum Ketenagakerjaan Indonesia) sebagai Direktur Bidang Media dan Hubungan Antar Lembaga.
Sistem proporsional terbuka, membuat calon legislatif harus berlomba-lomba meraih simpati konstituen di daerah pemilihannya. Tidak melulu harus dengan uang dan popularitas, Abdullah Amas memiliki cara lain bersosialisasi kepada pemilih.
Kader Perhimpunan UKM Indonesia ini mengaku tak mengedepankan banyak uang untuk berkampanye. Karenanya, ia tetap rajin turun ke dapilnya.
“Sistemnya saya lewat silaturahim ke warga. Mungkin saya caleg di mata orang-orang enggak ada gengsinya. Saya keluar masuk warung kopi, dan mengobrol untuk perkenalan,” cerita Amas
Amas mengerti betul cara bergaul dengan masyarakat ini. Pendekatannya diawali dari ngobrol biasa, dan ketika sudah akrab, baru melontarkan maksudnya hatinya sebagai caleg.
Masyarakat Surabaya dan Sidoarjo, dikatakan Amas, lebih guyub didekati dengan komunikasi dialogis, sehingga menciptakan hubungan sosial yang tidak kaku. Ketika suasana mencair, Amas memperkenalkan dirinya menjadi caleg dan izin memasang stiker di warung kopi tadi.
Tak terelakkan, fenomena dan kultur masyarakat saat ini menciptakan proses politik sangat mahal. Untuk tak terjebak karena ongkos politik mahal, Amas memilih mendatangi mereka dengan apa adanya.
Seringkali, ketika lama mengobrol dan akrab, warga terperanjat mengetahui Amas maju sebagai calon anggota dewan di Senayan. “Alhamdulillah sampai sekarang belum ada seorang pun minta money politik sama sekali ke saya,” cerita Amas
“Saya mau membangun kejujuran politik terhadap warga. Saya tidak ingin menampilkan kemelaratan masyarakat kemudian membuat calon legislatif harus menghalalkan politik uang. Semua itu saya lakukan mengalir begitu saja, tanpa rekayasa atau setting lebih dulu,” ceritanya lagi.
Namun selama sekian kali turun ke dapil. Doa, strategi, pengalaman dan motivasi yang amat kokoh dari para senior menurutnya menjadi pintu utama stamina politiknya selama ini seperti dari Ketua Harian DPW PAN Jatim Rubaie, Ketua Umum Partai UKM Indonesia Syafrudin Budiman yang berfusi ke PAN.
Visi Perjuangannya adalah Ia memprioritaskan isu ketahanan pangan dan Kemajuan UMKM untuk dikawal lebih baik kedepan utamanya buat warga di Dapilnya Surabaya dan Sidoarjo
Ia juga bila terpilih akan konsisten membesarkan Perhimpunan UKM Indonesia karena ia maju di PAN melalui entitas Perhimpunan UKM Indonesia. (red)