SURABAYA , 16 Februari 2024 – Memberikan dukungan kesehatan kepada petugas Pemilu 2024, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) serta aparat keamanan TNI-POLRI hingga Satpol PP yang tergabung dalam PAM TPS 2024, Biddokkes Polda Jatim terjunkan seribu dokter untuk antisipasi petugas yang kelelahan saat hingga usai mengawal Pemilu Serentak 2024.
Ada sekitar 1000 tim dokter Biddokes Polda jatim , disebar menyeluruh disetiap daerah TPS. Tim medis yang diterjunkan berasal dari 46 Faskes tingkat pertama jajaran polres dan polresta se-Jatim, serta delapan RS Bhayangkara di Jatim.
Kepala Bidang Dokkes Polda Jatim Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim mengatakan, terdapat empat metode teknis sistem pemantauan kesehatan personel kepolisian yang bertugas selama Pemilu 2024. Yakni, telemedicine, patroli kesehatan, homecare, dan hospitals care.
Tim Medis yang melakukan patroli telah dibekali obat-obatan yang dapat langsung diminum. Termasuk alat infus yang dapat digunakan menangani padien di lokasi kejadian, sebelum menuju ke fasilitas kesehatan.
“Sehingga kalau kejadiannya di jantung dan segala macam. Bisa minuman obat, dan masih ada waktu untuk pelayanan kesehatan,” ujarnya saat ditemui di Gedung Biddokkes Mapolda Jatim, Kamis (15/2/2024).
“Ada penyakit metabolik, kategori biru. Itu misalnya diabet, overweight. Itu penanganan berbeda. Dan sebab sebab lain atau laka lantas dan sebagainya,” pungkasnya.
Sementara untuk internal anggota , Biddokkes Polda Jatim menerapkan pemantauan kesehatan anggota Polri yang bertugas dengan aplikasi aplikasi Pengamanan Kesehatan Pemilu Jawa Timur.
Pada aplikasi tersebut terdapat fitur laporan kesehatan secara cepat bernama ‘panic button’ yang dapat diakses melalui ponsel selama 24 jam.
Fitur tersebut diaktivasi oleh personel anggota Polri yang mengalami kondisi kedaruratan medis mendadak, maka Biddokkes Polda Jatim akan mengerahkan Tim Medis terdekat menuju ke lokasi pasien.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, anggota kepolisian yang betugas selama Pemilu 2024, ternyata telah memperoleh perhatian dan penanganan langsung dari Tim Medis di masing-masing FKTP wilayah tempat dirinya berdinas.
Dari data tersebut maka dipastikan hingga detik ini, belum ada kedaruratan medis dari personel kepolisian yang benar-benar luput dari pemantauan pimpinan kesatuan secara langsung ataupun tidak langsung melalui sistem aplikasi.
dr Erwin menegaskan, layanan monitoring kesehatan Polri ini tidak hanya diperuntukkan kepada anggota keamanan Polri, melainkan kepada anggota penyelenggara pemilu lainnya seperti anggota PPK, KPPS, dan pihak keamanan lainnya, anggota perlindungan masyarakat (Linmas).
“Tentunya saat mendatangi TPS-TPS bukan hanya untuk anggota Polri tapi kami juga melayani semua anggota KPPS yang ada di sana bahkan juga bisa melakukan pengobatan membagikan vitamin dan ada beberapa yang dilaksanakan infus vitamin,” katanya.
Tercatat, terdapat 13 orang anggota kepolisian yang bertugas selama Pemilu 2024 menjalani perawatan medis.
Kemudian, ada empat korban meninggal dunia (MD) dari pihak penyelenggara pemilu kali ini, namun empat korban dinyatakan meninggal sehari sebelum pemilu berlangsung akibat komplikasi penyakit jantung . Mereka berasal dari wilayah TPS di Lamongan, Batu, Bondowoso, dan Nganjuk.
Sedangkan, satu warga sipil adalah masyarakat yang hendak mencoblos di TPS kawasan Banyuwangi.
“Sementara untuk data masyarakat umum yang TPS. Yang meninggal ada lima orang. kelima orang berkaitan dengan jantung. Itu petugas TPS di Jatim,” ungkapnya.
“Kalau MD kaitan dengan petugas TPS di Jatim, itu ada Lamongan, Batu, Bondowoso, Nganjuk, dan 1 orang masyarakat umum yang lagi mencoblos (Banyuwangi),” tambahnya.
Berdasarkan perspektif data yang dimilikinya, dr Erwin menjelaskan, penyebab meninggalnya para korban juga dilatarbelakangi oleh penyakit penyerta yang pernah diidap sebelumnya.
“Penyakit bawaan, belum menghitung. Karena penyakit bawaan yang bersangkutan. InsyaAllah setelah kami lihat data-datanya, bukan langsung terkait kecapean, begadang, bukan. Ada separuhnya, tanggal 12 Februari. Yang lagi mencolok di TPS. Masyarakat umum, (meninggal),” pungkasnya .