PROSIAR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerjanya Komisi IX DPR RI, Senin (1/11/2021) menggelar Sosialisasi penguatan pendataan keluarga dan kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021 di desa Muara Bakti kecamatan Babelan kabupaten Bekasi Jawa Barat.
Dalam acara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, DR.Drs Wahidin,M.Kes mengungkapkan bahwa pertumbuhan penduduk di kabupaten bekasi tergolong tinggi. Menurut data yang disampaikannya, setiap tahun pertumbuhan penduduk di kabupaten itu sekitar 3,6% dari 3,1 juta jiwa. Artinya, setiap tahun sekitar 90 ribu jiwa bertambah penduduk kabupaten Bekasi.
“90 ribu itu sudah sama dengan tiga desa bisa empat desa, karena di desa sini nggak banyak. Alhamdulillah di desa sini rata-ratanya punya anak 3 dan 2, itu dipertahankan pak Kades agar keluarga kita bisa lebih terawatt dengan baik,” katanya saat menyampaikan materi sosialisasi di hadapan para peserta.
Selain soal angka kelahiran, Wahidin juga mengingatkan agar masyarakat yang ingin menikah atau yang akan menikahkan anaknya, agar memperhatikan usia perkawainan.
“Kalau di data saya, sebagian besar menikah di usia 20 tahun, artinya masih ada yang dibawah 20 dan diatas 20, tapi sebagian besar usia 20 tahun. Padahal programnya BKKBN 21 untuk perempuan, laki-laki 25 tahun. Kenapa harus 21, jadi kalau perempuan belum 21 tahun, tulangnya masih dalam masa pertumbuhan, nanti kalau dia hamil pertumbuhan itu akan berhenti, nanti kalau sudah umur 40 tahun cenderung akan lumpuh, kelihatan lebih tua, kemudian yang kedua berdasarkan penelitian, kanker mulut Rahim atau kanker servik itu rata-rata diderita oleh perempuan yang sudah melakukan hubungan seks diusia sebelum 20 tahun, apakah itu melalui perkawainan yang syah apalagi yang tidak syah,” beber Wahidin.
Menyambung apa yang disampaikan Wahidin, Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI, Drs.Eli Kusnaeli,MM.Pd juga mengungkap fakta tentang pertumbuhan penduduk di kabupaten Bekasi yang cepat.
“Saya dulu tahun 1986 naik motor dari Bandung, itu 35 tahun yang lalu, dan begitu masuk dari stasion dari arah sini, itu sedikit rumah sawah, sedikit rumah sawah, barusan saya dari ujung sampai sini mana sawahnya, gak ada, jadi bangunan. Sekarang begitu laur biasa pembangunan, begitu luar biasa kita lakukan kita sebenarnya sudah sangat maju. Dan tadi saya lewat didepan kecamatan macet, dulu mana ada macet, motor saya sendiri aja gitu, karena pertumbuhan penduduknya itu berkembang pesat,” terang Eli Kusnaeli menceritakan kisahnya.
Meski laju pertumbuhan penduduknya cepat, namun Eli mengapresiasi karena angka kelahiran di daerah ini terutama di desa Muara Bakti tergolong rendah. Rata-rata warga desa ini memiliki anak dua dan tiga.
“Itu keberhasilan para keluarga di kabupaten Bekasi desa Muara Bakti yang dibimbing dan dibina para kader dan ibu PKK, tanpa itu tidak akan bisa sukses seperti sekarang ini dan didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat. Kalaupun penduduknya bertambah, karena pertambahan itu disebabkan oleh selisih antara kelahiran dikurangi angka kematian kemudian yang datang dengan yang pergi. Kemudian angka kelahiran bisa kita tekan sekecil mungkin, yang dulu anaknya tujuh sekarang dua sampai tiga. Kemudian angka kematian kita tekan sekecil mungkin supaya semuanya panjang umur sesuai doa kita semua, termasuk angka kematian bayi dan ibu melahirkan bisa kita tekan,” lanjutnya.
Menurut Eli, tingginya pertumbuhan penduduk di kabupaten Bekasi akibat banyaknya pendatang yang mencari pekerjaan di daerah ini.
“Karena antara yang datang dan yang pergi lebih banyak yang datang, yang dating itu kenapa, karena di Bekasi di Babelan di Muara Bakti banyak gula-gulanya, jadi orang ingin datang kesini karena disini banyak manisnya, kenapa, lapangan pekerjaan banyak, dunia usaha banyak dan sebagainya, apakah itu salah, tidak, boleh-boleh saja, karena ini Indonesia siapa saja boleh asal datang kesini harus membawa kesejahteraan,” lengkapnya.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI, Drg. Putih Sari menyampaikan pesan agar masyarakat kabupaten Bekasi terutama desa Muara Bakti agar selalu mengutamakan perencanaan saat hendak memulai hidup baru melalui pernikahan ataupun yang akan menikahkan anaknya.
“Perlu ada perencanaan, mulai dari usia pernikahan, perencanaan keuangan juga perencanaan memiliki keturunan, agar keluarga di Indonesia bisa melahirkan generasi yang berkualitas,” ucap Putih Sari.
Acara sosialisasi ini dilakukan dengan tetap mematuhi protocol kesehatan yang ketat dengan selalu menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.(art)