Prosiar, Bangka Belitung – Nasib nahas harus dialami oleh Baron (44), Warga asal Kota Pangkal Pinang yang mencari rezeki sebagai penambang timah jenis selam di Laut Matras, Kabupaten Bangka.
Hari Kamis, 21 Juli 2022, menjadi hari terakhir Baron untuk melihat anak dan isterinya yang ia hidupi dari mengais pasir hitam, timah.
Tak ada yang menyangka, jika Kamis nahas itu menghantarkan Baron berpulang ke Yang Maha Kuasa. Dirinya mengalami kecelakaan kerja ketika sedang menambang bijih timah pada sore hari, sekitar pukul 15.40 WIB.
Tubuh Baron terlilit tali ponton tambang saat ia menyelam untuk mencari bijih timah di sekitar Kapal Isap Produksi (KIP) milik mitra PT Timah Tbk yang juga sedang beroperasi.
Akibatnya, nyawa Baron tak bisa tertolong, dan menghembuskan nafas terakhir di Laut Matras, dengan meninggalkan anak dan isteri yang sedang mengandung.
Tragedi Baron ini pun menjadi sederet catatan kematian di Laut Matras.
Diketahui, Baron merupakan penambang yang ikut dalam program sisa hasil penambangan (SHP) yang dijalankan oleh CV ABP di Laut Matras tersebut.
Kabid Humas Polda Bangka Belitung Kombes Pol A Maladi membenarkan hal itu, dalam rilis keterangan yang diterima redaksi pada Jumat (21/7) pekan lalu.
“Korban yang merupakan pekerja penyelam TI (Tambang Inkonvensional-pen) selam ponton milik seseorang berinisial AN (Baron), terdaftar di dalam papan laporan hasil harian CV ABP Pokja Sinar Jaya Jelutung-Matras,” ungkap Maladi.
Sebagai wujud empati terhadap kejadian itu, pihak perusahaan Kapal Isap Produksi (KIP) Indo Siam Pukhet 1, menyalurkan santunan senilai 30 juta rupiah yang diberikan kepada isteri Baron.
Direktur perusahaan, Budi, menuturkan bahwa santunan yang diberikan sebagai upaya dari pihaknya untuk meringankan beban keluarga korban.
Didampingi Kabid Divisi Pengamanan serta Kabag Pengawas KIP PT Timah Tbk, Budi pun menyerahkan secara langsung santunan uang duka tersebut kepada isteri korban.
“Bantuan telah diberikan ke keluarga korban dari pihak KIP dan PT Timah, dan ada juga dari pihak lain yang akan memberikan bantuan juga masih dalam proses,” ujar Budi, Senin (25/7) malam.
Dirinya mengungkapkan pihak keluarga korban menerima secara ikhlas atas santunan yang diberikan.
“Dari pihak keluarga menerima dengan ikhlas pak, dan menganggap kecelakaan ini sebagai musibah. Namun mereka juga sangat berharap diperhatikan, mengingat kebutuhan keluarga dan anak-anaknya,” ucap Budi.
Budi juga turut menyesalkan kejadian tersebut dapat terjadi, dan berharap ke depannya tidak terulang kembali.
“Kami dari pihak perusahaan sampaikan duka cita yang mendalam teruntuk keluarga korban, pak. Kejadian yang tak terduga ini bisa menjadi pelajaran buat kita agar lebih berhati-hati saat bekerja. Apalagi ponton-ponton selam ini kerap beroperasi di dekat KIP, yang hal ini seringkali kami khawatirkan akan terjadi hal seperti ini,” sesalnya.
Sementara itu, Kabid Divisi Pengamanan PT Timah Tbk, Sahudi, menyampaikan keterangan yang sama kepada redaksi lewat pesan seluler yang dikirim pada Senin (25/7) sore.
“Kami baru selesai memberikan tali asih bela sungkawa dari pihak KIP Indo Siam Pukhet 1 ke keluarga korban yang langsung diterima oleh anak kandung korban,” imbuh Sahudi. (red)
Editor: Gus Din