LEBAK,Prosiar.com – Aktivis Barisan Rakyat Lawan Korupsi (Baralak) Indonesia menduga, proyek penggantian bangunan atas jembatan Cisiih dan rehabilitasi Jembatan Cihara CS, tepatnya di Ruas Jalan Muhara Binuangeun, Bayah-Cibarenok- Batas Provinsi Jawa Barat yang dimenangkan oleh CV Tama Karya Selaras dengan nilai kontrak Rp 8. 886.248. 000, 00 diduga dalam proses pelaksanaanya diketjakan asal asalan. Hal tersebut di ungkapkan Sekjen Baralak Novi Agustina pada awak media, Selasa (13/9/2022).
“ketika kita kroscek ke lapangan, kita menemukan adanya tabung gas Elpiji 3 kg bersubsidi yang diduga digunakan untuk las yang seharusnya jelas tidak boleh. Pelaksanan kegiatan juga terlihat kurang maksimal, terlihat para pekerja akan melakukan pengecetan pada waktu hujan turun, ” tegas Novi
Dikatakan Novi, pengerjaan proyek dengan nilai milyaran rupiah yang terkesan asal jadij, mengindikasikan bahwa pengawas kegiatan banyak bobo atau tutup mata.
“Mereka pengusha jelas mencari untung sebanyak-banyaknya, dalam hal ini para pengawas harus tegas dalam bersikap ketika dilapangan kegiatan milyaram tetrsebut dikerjakan asal jadi” katanya.
Ia mengatakan, dengan fakta yanga ada, diduga kuat pada proses tendernya sudah diatur sehingga CV Tama Karya Selaras lah yang jadi pemenang.
“Kita tidak bertendensi, namun dugaan itu pastinya berkaitan dengan fakta lapangan yang ada” Katanya.
” Kepada pihak pengawas tolong dong di awasin pekerjaannya, karna kan di gaji oleh pemerintah pake uang rakyat masa kerjaan nya bobo aja, ” tandas Novi.
Lanjut Novi, pengerjaan proyek rehabilitasi jembatan tersebut diduga rawan korupsi. Selain diduga kuat menggunakan gas bersubsidi 3 kg dalam pengerjaan tersebut, dan adanya dugaan pengurangan volume atau kapasitas dari RAB itu sendiri.
” Masih mending jika pembangunan Jembatan tersebut kapasitasnya atau bertahan satu tahun hingga dua tahun, tapi kalau hanya beberapa bulan kemudian ambruk, ya rugi, toh itu uang negara. Kenapa saya katakan ini ada indikasi korupsinya, karena kekuatan jembatan tersebut yang harusnya beberapa tahun jadi setahun, jadi diduga kuat ada pengurangan volume anggaran atau kapasitas. Jadi sekali lagi kami minta pemgawas itu melek jangan bobo aja, kalau misalnya memang benar itu sesuai dengan RAB tunjukan ke kami dan kita uji petik fisik dan melakukan perhitungan pembelanjaan,” tegasnya.
Sementara itu, pengawas Proyek Jembatan Cihara CS Anton saat dikonfirmasi mengatakan, untuk pemakaian gas elpiji 3 kg bersubsidi pihaknya membantah dan mengaku tidak pernah mempergunakan gas bersubsidi tersebut. Ia juga berdalih bahwasannya gas 3kg subsidi tersebut milik karyawannya yang hendak mengisi tabung untuk kebutuhan sehari-hari di tempat tinggal selama mengerjakan projek.
“Jadi begini, pekerja itu bawa tabung karena dirumahnya kan ada dua . Nah stok yang satu abis, ya sekalian bawa kelokasi pekerjaan, nah setelah pulang nanti beli. Jadi di taro di belakang kan kalau ditaro di depan kan ngeri,” katanya.(Enggar)