Jakarta – Pelitanusantara.com DPP Parkindo masa bakti 2021-2026 sambangi kediaman Wakil Ketua DPD RI, Nono Sampono, DPP Parkindo sendiri diwakili oleh Waketum, Martua Sirait, Sekjen Besli, Bendum Manahara Sitinjak, Ketua LPM Melva Elfrida, dan Sekfung politik Gito.
Pertemuan yang penuh dengan semangat kekeluargaan dan kebangsaan itu ditemani makanan khas kaum marhaen kacang rebus, DPP Parkindo memberikan garis besar hasil Munas di Bandung pada tanggal 25-26 November 2021 sekaligus juga menyampaikan rencana pelantikan yang akan direncanakan pada tanggal 15 Januari 2022 nanti.
Pak Nono Sampono sebagai wakil ketua DPD RI asal pemilihan daerah Maluku, sangat senang masih ada organisasi yang tetap konsisten mengurusi umat dan keberpihakan kepada kaum proletar dan papah, karena realitas dan tidak bisa ter-abaikan dan dipungkiri mengenai aspirasi politik minoritas sekaligus pemberdayaan umat dan pembinaan umat, itu masih sangat di perlukan karena Gereja dalam menyalurkan aspirasi politiknya termasuk persoalan bermasyarakat dan berbangsa bisa menyampaikan saluran aspirasi umat di Gereja harus lewat Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan diharapkan itu Parkindo dapat melakukakan fungsi kanalisasi tersebut agar tidak ada friksi antar umat beragama serta di masing-masing agama dan kelompok agama tersebut.
Dalam menyikapi keadaan sekarang ini diperlukan REKAT antar elemen anak-anak bangsa dan Pancasila adalah solusinya, karena itu kita berkepentingan untuk mem Vaksin Pancasila, pak Nono juga dalam berbagai pertemuan selalu mengingatkan apabila tidak ada Pancasila warisan bung Karno ini kita tidak mungkin bisa bersatu dalam NKRI saat ini, walaupun masih ada anasir mencoba untuk menggangu Pancasila, tapi Pancasila sungguh luar biasa tetap kokoh dan menurut Nono Sampono itu hadiah langsung dari Tuhan yang maha Esa buat semua suku dan umat beragama di indonesia yg betul-betul menjadi dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, urusan keyakinan biarlah itu urusan pribadi lepas pribadi, di Aceh, Jawa maupun Papua akan kacau jikalau tidak ada Pancasila yg mempersatukan kita tandasnya.
Dengan Pancasila kita bangun Indonesia bersama Parkindo tentunya, ikut mempersatukan NKRI bersama NU & Muhammadiyah walaupun ada perbedaan cara melakukannya, kita satu di kemanusiaan walaupun berbeda pada ke-Imanan akan tetapi Pancasila sebagai roh dalam berbangsa dan negara mampu menjadi REKAT tandasnya. sebagai anggota DPD & MPR butuh partnership ormas untuk mensosialalisasikan 4 pilar Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 menjadi Vaksin. Ini spirit DPD-RI. kalau dengan Parkindo bersama sama saya kira kita bisa untuk bekerjasama mem-VAKSIN Pancasila ke seluruh masyarakat.
Harapnya, komunikasi kebangsaan yang dijalin dan dijalankan oleh DPP Parkindo biarlah menjadi vaksin Pancasila ditengah-tengah rakyat yang diharapkan Nono Sampono kepada Parkindo, biarkan para predator Pancasila yang diluar sana itu ikut ter-Vaksin dengan silaturahmi dan komunikasi kebangsaan yg dibangun dan dilakukan Parkindo ini harapnya, hal ini dimaksudkan agar terekam dalam memori dan benak masyarakat untuk melawan virus-virus radikalisme dan intoleransi itu, siapapun yang menggangu Pancasila bilang saja predator Pancasila ucapnya, tapi saya kira teman-teman di Parkindo yang merupakan pelaku sejarah pasti sepaham dengan saya imbuhnya, kalau kita lihat sekarang kebebasan dalam demokrasi memang tidak bisa kita hindari, tapi kebebasan yang bertanggung jawab dan terukur tentunya, namun tidak bisa bicara atas nama demokrasi dan HAM lalu membajak dan memperjuangkan ideologinya sendiri, kita perlu membangun kekuatan bersama termasuk dengan Parkindo, bisa kita dorong ada lembaga yang harus mengurusi doktrin yg menjadi vaksin biar masyarakat jadi imun.
Karena saya dari Marinir dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) kita di tentara itu ada satu badan yang khusus untuk menjaga doktrin, mungkin tidak persis seperti itu. Negara punya hak untuk mem-vaksin atau mendoktrin untuk kepentingan bersama. Nono Sampono juga sampaikan bahwa kita bukan bangsa barat dengan kepentingan individualistis, kita ini komunal, orang yang hidupnya berkumpul, bersama dan berkelompok.
Nono Sampono, yang juga seorang Koordinator pemenangan di 4 provinsi: Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, pada tim kampanye presiden Joko Widodo 2019 bercerita sekilas tentang perjalanannya ke Senayan dan pengalaman nya mengenai Maluku, menyebutkan bahwa dirinya kalau mau jujur dihantarkan oleh 60% saudara-saudara Kristen dari dapil Maluku, beliau menyebutkan dirinya di kampung beliau satu-satunya seorang Muslim, yang lain semua Kristen, kampung Tanah Tinggi namanya, sekolah di Katolik dari TK sampai dengan lulus SMA, beliau menyebutkan, Maluku ini khas, beda dengan tempat lain, antar komunitas itu kalau didorong kearah positif bagus sekali perimbangannya dan manfaatnya, tapi kalau tidak di-manage dengan baik gesekan bisa jadi konflik, apalagi di provokasi orang-orang dari luar bisa makin membara, ibarat dua petinju yang sama kuat akan tahan bertarung diatas ring sampai 20 ronde, makanya kerusuhan Maluku itu sangat lama untuk menyelesaikannya, kalau 1 (satu) kuat dan 1 (satu) lemah pasti ada yang mengalah, tapi kalau di Ambon kan beda, jadi saya sangat merasakan betul bagaimana konflik yang memiliki kekuatan yang berimbang tandasnya.
Harapan nya ke Parkindo, hendaknya di kepengurusan saat ini mampu untuk memberikan warna yang berbeda dari kepengurusan yang sebelumnya dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta lebih memperhatikan kepentingan umat dan memberikan perhatian kepada wilayah timur Indonesia, mengajak pihak lain untuk bergandeng tangan memperjuangkan Kawasan timur tentang pemenuhan energi listrik.
Nono Sampono mengajak Parkindo kedepan, untuk terus melakukan dialog seperti yang dilakukan saat ini dalam rangka mempertajam visi dan misi pokok pembahasan bangsa dan negara hari ini yang dapat kita kembangkan kedepan bersama-sama. (red)
Editor: Gus Din