Fenomena : DPR Tumpul ke Atas, Tajam ke Bawah: Ketidakadilan yang Mengundang Murka Alam

Prosiar.com – Gus Har, dalam menyuarakan Aspirasi Masyarakat, menegaskan bahwa saat ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) semakin menunjukkan keberpihakan kepada koruptor dan pemilik modal besar. Sementara itu, rakyat kecil yang seharusnya mereka wakili justru semakin terpinggirkan. Padahal, masyarakat saat ini sangat membutuhkan kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan sosial yang nyata, bukan sekadar janji-janji kosong.

Menurut Gus Har, fenomena “tumpul ke atas, tajam ke bawah” dalam penegakan hukum dan kebijakan DPR menjadi bukti nyata bahwa keadilan masih menjadi barang mahal di negeri ini. Para pejabat tinggi dan konglomerat sering kali lolos dari jerat hukum meskipun jelas melakukan pelanggaran. Sebaliknya, rakyat kecil yang menuntut haknya justru ditekan dan diperlakukan dengan keras.

DPR dan Kebijakan yang Tidak Pro-Rakyat
Banyak keputusan yang diambil oleh DPR lebih menguntungkan segelintir elite dibandingkan masyarakat luas. Beberapa di antaranya adalah

Pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang membuat para koruptor semakin berani bermain dalam sistem pemerintahan.

Regulasi yang menguntungkan korporasi besar namun memberatkan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM).

Kebijakan ekonomi yang mempersulit rakyat kecil, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, pajak yang memberatkan, dan pengurangan subsidi. Revisi undang-undang yang tidak berpihak kepada buruh dan petani, sehingga kesejahteraan mereka semakin sulit dicapai.

Dampaknya, ketimpangan sosial semakin melebar. Rakyat kecil semakin sulit mendapatkan kehidupan yang layak, sementara segelintir elite semakin menikmati kemewahan dari kebijakan yang dibuat oleh DPR.

*Ketika Alam Turun Tangan*

Ketidakadilan yang terus dibiarkan ini bukan hanya merugikan rakyat, tetapi juga mengundang murka alam. Gus Har mengingatkan bahwa alam selalu memiliki cara untuk menegur manusia. Ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali dapat memicu bencana yang lebih besar, baik dalam bentuk konflik sosial maupun bencana alam yang terjadi akibat ketidakseimbangan ekosistem.

“Jangan sampai kita menunggu teguran dari alam yang lebih dahsyat. Saatnya kita bertindak, bersatu, dan menuntut keadilan,” tegas Gus Har.

Jika DPR terus melupakan amanah rakyat dan hanya mengabdi kepada kepentingan segelintir elite, maka bukan hanya rakyat yang akan menderita, tetapi juga negara secara keseluruhan.

Saatnya Rakyat Bersatu!
Gus Har menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap kritis dan aktif mengawasi kinerja DPR. Jangan biarkan suara rakyat tenggelam oleh kepentingan para pemilik modal dan politikus yang hanya mementingkan diri sendiri.

Saatnya rakyat bersatu! Saatnya keadilan ditegakkan!

Artikel : Gus Har, Edisi : Maret 2025