Prosiar, Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, korban akibat kerusuhan pertandingan Arema Malang vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kajuruhan Malang, Sabtu malam (1/10/2022) yang meninggal dunia mendapat santunan 10 juta, sedangkan yang luka-luka mendapat 5 juta.
Menurut Khofifah, santunan diberikan sebagai rasa empati atas peristiwa yang menyedihkan itu. “Untuk saat ini kami akan fokus pada penanganan korban dulu”, katanya di hadapan wartawan, di Malang, Minggu (2/10/2022).
Menjawab pertanyaan wartawan, Khofifah mengatakan, catatan resmi dari yang berwajib, jumlah korban meninggal dunia yang semula 127 orang, kini bertambah menjadi 129 orang.
Seperti diberitakan, tragedi pertandingan sepakbola antara Arema Malang vs Persebaya Surabaya itu, berawal ketika Arema dikalahkan 2-3 oleh “musuh bebuyutannya” Persebaya di stadion Kajuruhan Malang. Bagi suporter Aremania kekalahan ini agaknya cukup menyakitkan karena selama 32 tahun tak terkalahkan dari Persebaya, namun kali ini justru di kandang sendiri disaksikan sekitar 41 ribu penonton, Arema dipermalukan oleh Persebaya.
Begitu peluit panjang berakhir, sontak supporter Aremania menghambur ke tengah lapangan dan berusaha mengejar official dan para pemain Arema begiitu pula pemain Persebaya. Melihat gelagat kurang baik ini, aparat kepolisian berusaha menghalau mereka namun jumlah masa yang banyak dan semakin tak terkendali, aparat menembakan gas airmata.
Gas airmata ini lah yang membuat suasana jadi kacau, para supporter yang ditengah lapangan berhamburan menghindari asap. Hal ini pun terjadi di bagian tribun yang juga terkena hembusan asap gas airmata membuat mereka berebut keluar stadion. Akibat desak-mendesak dan banyak yang jatuh terinjak-injak, korban pun tak bisa dihindari. (pristiwa)