Harga Saham Naik Tidak Selalu Ekonomi Makin Baik

JAKARTA – Dalam episode terbaru seri podcast Quotient TV, Alvin Lim menemukan hubungan dinamis antara Wall Street dan Main Street memberikan pemahaman tentang implikasi pergerakan pasar saham bagi investor.

Alvin menyoroti lonjakan harga saham di Wall Street, berlawanan dengan narasi pemerintah tentang ekonomi yang kuat. Alvin menunjukkan bahwa kenaikan harga saham, tidak selalu mencerminkan ekonomi yang membaik di Indonesia.

“Harga saham bisa baik karena lebih banyak pembeli daripada penjual. Pergerakan aset di Wall Street karena adanya demand, banyak yang mau beli,” ujarnya, Kamis (11/4/2024).

Selain itu, Alvin membahas peningkatan harga logam mulia seperti emas dan silver, saat ini mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini menunjukkan pergeseran perilaku investor dari saham ke logam mulia, mengindikasikan potensi pemanasan pasar saham dan aset lainnya.

“Harga emas mulai naik tinggi, silver 2 tahun naik tertinggi, artinya pergerakan uang sudah mulai menjual saham bergerak dari saham ke emas, kalau emas mulai naik tandanya pasar saham dan aset sudah overheat, terlalu banyak yang beli,” ungkapnya

Alvin menyarankan pendengar untuk berhati-hati dan mengumpulkan cadangan uang tunai.

“‘Beli murah, jual mahal,” pungkasnya. (*)