HARUS PRABOWO-GIBRAN

by Zeng Wei Jian

Prosiar.com – Democratic centralism diterapkan Soviet Union & Tiongkok. Jean Baptista von Schweitzer inspirasi German Social Democratic Party. Vladimir Lenin mengartikan democratic centralism sebagai “freedom of discussion, unity of action”.

Decision-making di Struktur centralisme dilakukan secara cepat & efisien. Dari Pemerintah Pusat ke lower-level managers i.e. Kepala Daerah. Sehingga memungkinkan semua organisasi negara respond tantangan & opportunities dengan mulus. Sentralisme lebi mampu memastikan aksi yang konsisten dan coherent.

Menangkan semua pilkada adalah proses sentralisasi. Jangan anggap remeh. Kepala Daerah adalah proxy Pemerintah Pusat. Mulusnya eksekusi program Prabowo-Gibran dipengaruhi Kepala Daerah.

Prabowo – Gibran harus mimpin langsung Gerakan Pemenangan Pilkada Serentak. Ujian pertama sebagai Pemimpin. Sanggup atau tidak. “Leadership is the key to 99% of all successful efforts,” kata Erskine Bowles.

Restu Jokowi bikin Partai KIM patuh di daerah. Bila ngga dikordinir, pimpinan KIM Daerah bisa liar. Partai bisa nyari mahar. Kongkalikong dengan pihak oposisi. Resikonya Program Prabowo – Gibran terancam gagal.

TKN harus difungsikan lagi. Modifikasi perlu dilakukan. Akibat masuknya PKB dan Nasdem. Pola Kemenangan Pilkada adopsi Komposisi Pilpres. Paslon 02 menang di semua provinsi. Tinggal pake struktur yang ada.

Gerakin Prabowo – Gibran’s Secret Service. Buka komunikasi dengan Kyai, Pengusaha, Ormas, Simpul Relawan, dan Minoritas. Turunkan Tim Agitasi-Propaganda. Sadarkan masyarakat. Memenangkan Paslon yang diusung KIM adalah Demi Kepentingan lebi besar. Jangan lihat figur Calon Kepala Daerah. Lihat Prabowo – Gibran.

Siapkan dana taktis. Kran Sumber dana oposisi lagi bermasalah. Aliran dari Judi & Narkoba lagi diobrak-abrik. Semakin besar Dana taktis semakin banyak bisa hire relawan.

Seleksi key person relawan. Singkirkan ranting tak berguna. Parameternya kinerja di Pilpres. Pesta belum usai. Kemenangan besar di depan mata. Waktu Panen tidak lama lagi.

THE END