LUMAJANG , 21 November 2023 – Satu demi satu warga asal Desa Sumberwuluh, Tambahrejo, Keloposawit, Tumpang, dan Desa Jugosari Kecamatan Candipuro Lumajang berdatangan memadati pendopo Balai Desa Sumberwuluh. Sebanyak 100 warga berkumpul untuk mengikuti pembukaan Pemberdayaan Masyarakat di bidang pencarian dan pertolongan (SAR) yang diadakan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) melalui Kantor SAR Surabaya.
Pembukaan acara ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Inspektur Basarnas, Brigjen TNI I Nyoman Parwata, S.E., M.Si., M.Tr. didampingi oleh Kepala Kantor SAR Surabaya, Muhamad Hariyadi, S.Sos, dan beberapa tamu undangan dari instansi terkait. Dalam sambutan pembukaannya, Parwata menjelaskan bahwa Lumajang termasuk salah satu wilayah rawan bencana awan panas guguran Semeru, oleh karena itu dirasa perlu dilaksanakan pemberdayaan masyarakat untuk mengantisipasi bencana untuk mengurangi resiko dampak bencana. “Perlu dilaksanakan kesiapsiagaan pecegahan dan pengurangan resiko apabila terjadi bencana” ujarnya.
Pada kesempatannya, Kepala Pelaksana BPBD Kab. Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, menyampaikan bahwa pada tanggal 4 Desember 2021 dan tanggal 4 Desember 2022 terjadi fenomena alam Erupsi Gunung Semeru. Ia berharap pada tanggal 4 Desember 2023 ini bisa dilalui dengan aman. “Kita berdoa supaya Erupsi Gunung Semeru tidak ulang tahun”imbuhnya. Ia juga melanjutkan bahwa warga desa dengan resiko ancaman bencana harus peduli dengan adanya kegiatan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat seperti yang diadakan oleh Basarnas agar terbuka cakrawala tentang dampak bencana dan siap dengan fenomena alam yang terjadi di sekitar masyarakat.
Setelah pembukaan, kegiatan hari pertama dilanjutkan dengan pemberian materi Profil Kebencanaan yang dibawakan oleh Patria, Materi Peran Dinas Sosial oleh Agni A. Megatrah dari Dinas Sosial Lumajang, dan Octavino Dellima P.J. yang membawakan materi substansi Basarnas.
Kegiatan selanjutnya adalah pembekalan teknik dasar pencarian dan pertolongan untuk 30 orang pioneer SAR dari 5 desa yang telah ditunjuk oleh kepala desa masing – masing. Teknik yang diajarkan antara lain pemindahan korban dalam keadaan darurat, pembuatan tandu dengan menggunakan selimut atau seprai, Resusitasi Jantung Paru, penanganan korban luka terbuka dan fraktur tulang dengan menggunakan bahan yang ada di rumah seperti kardus serta triase korban bencana. Pembekalan ini akan dipraktekan pada simulasi bencana alam awan panas guguran Semeru di Desa Sumberwuluh pada, Rabu (22/11).
“Semoga dengan kegiatan ini warga Desa Sumberwuluh siap dan bisa mengevakuasi mandiri diri sendiri, keluarga, bahkan tetangga” ujar Atmini, peserta warga desa Sumberwuluh.