PROSIAR.COM-Jakarta Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian, Bambang menyebutkan bahwa tren positif peningkatan ekspor pertanian di tahun 2022 dicapai berkat adanya peningkatan pada beberapa komoditas unggulan sektor pertanian yang telah diprogramkan oleh direktorat jenderal teknis dilingkup Kementerian Pertanian.
Dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekspor pertanian pada tahun 2022 tumbuh sebesar 10,52 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor pertanian Januari – Desember 2022 mencapai US$ 4,89 Miliar. Sementara periode yang sama pada tahun 2021 tercatat senilai US$4,24 Miliar saja.
“Sesuai tugas strategis yang diberikan pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) Barantan mengawal tiap komoditas yang dilalulintaskan di pasar global,” kata Bambang saat bertemu dengan insan media pada acara Kopi Pagi, Rabu (22/2) di Jakarta.
Pada acara yang digelar dalam rangka memperkuat sinergi, komunikasi dan menjalin silaturahmi dengan insan media ini, Bambang juga menyampaikan capaian dan refleksi kinerja jajarannya pada tahun sebelumnya.
“Kita berhasil mengharmonisasikan aturan teknis pada komoditas porang, nanas dan buah naga untuk pasar Tiongkok. Semoga peluang ini dapat dimanfaatkan pelaku usaha, karena protokol ekspor sudah siap,” papar Bambang lagi.
Untuk komoditas pertanian lainnya dengan nilai ekonomi yanh cukup signifikan, Bambang juga memaparkan perkembangan ekspor Sarang Burung Walet. Sebanyak 19% dari total 1,502 ton SBW tanah air yang masuk ke pasar Tiongkok dan selebihnya laris di 23 negara lainnya.
“Dengan persyaratan ekspor yang cukup ketat, sebanyak 33 eksportir mampu memenuhinya. Dan tentunya kami berkepentingan untuk menambah jumlah eksportir yang bisa lolos dengan memberikan pendampingan dan pengawasan,” jelas Bambang.
Pada kesempatan yang sama Bambang juga memaparkan tantangan terhadap ancaman hama penyakit karantina yang berbahaya pada hewan dan tumbuhan. “Setelah PMK (penyakit mulut dan kuku, red) pada hewan ternak, kini ada LSD dan kita berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk menanggulanginya,” jelasnya.
Wisnu Wasisa Putra, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani yang turut mendampingi secara teknis menjelaskan upaya mitigasi dan penanggulangan yag telah dilakukan.
“Penguatan sistem pengawasan, kolaborasi dan tidak kalah penting adalah partisipasi masyarakat khususnya media menjadi penting agar sumber daya hayati dan pertanian tetap sehat dan aman untuk keberlangsungan pangan kita,” kata Wisnu.
Sementara, AM Adnan, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati juga menyampaikan info terkini terkait komoditas pertanian yang tengah bersiap memasuki pasar ekspor baru. “Salah satunya mangga ke Jepang, negosasi teknis telah memasuki tahap akhir, semoga tahun ini mangga kita sudah dapat tembus,” ujar Adnan.
Dalam mendorong daya saing pertanian dipasar global, selain gencar melakukan harmonisasi aturan teknis sanitari dan fitosanitari, Barantan bersama dengan Bea Cukai, Pelindo dan instansi terkait lainnya juga terus mempercepat upaya pembenahan ekosistem logistik nasional di pelabuhan.
Pembenahan National Logistic Ecosystem (NLE) sesuai Inpres 05/20200 dalm masuk dalam program Stranas PK-KPK.
“Tahun lalu pembenahan pelayanan karanrina sudah dilakukan di 14 pelabuhan, dan tahun ini sesuai target KPK ditambah 20 pelabuhan menjadi 34 pelabuhan,” pungkas Bambang.
Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian, Bambang menyebutkan bahwa tren positif peningkatan ekspor pertanian di tahun 2022 dicapai berkat adanya peningkatan pada beberapa komoditas unggulan sektor pertanian yang telah diprogramkan oleh direktorat jenderal teknis dilingkup Kementerian Pertanian.
Dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekspor pertanian pada tahun 2022 tumbuh sebesar 10,52 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor pertanian Januari – Desember 2022 mencapai US$ 4,89 Miliar. Sementara periode yang sama pada tahun 2021 tercatat senilai US$4,24 Miliar saja.
“Sesuai tugas strategis yang diberikan pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) Barantan mengawal tiap komoditas yang dilalulintaskan di pasar global,” kata Bambang saat bertemu dengan insan media pada acara Kopi Pagi, Rabu (22/2) di Jakarta.
Pada acara yang digelar dalam rangka memperkuat sinergi, komunikasi dan menjalin silaturahmi dengan insan media ini, Bambang juga menyampaikan capaian dan refleksi kinerja jajarannya pada tahun sebelumnya.
“Kita berhasil mengharmonisasikan aturan teknis pada komoditas porang, nanas dan buah naga untuk pasar Tiongkok. Semoga peluang ini dapat dimanfaatkan pelaku usaha, karena protokol ekspor sudah siap,” papar Bambang lagi.
Untuk komoditas pertanian lainnya dengan nilai ekonomi yanh cukup signifikan, Bambang juga memaparkan perkembangan ekspor Sarang Burung Walet. Sebanyak 19% dari total 1,502 ton SBW tanah air yang masuk ke pasar Tiongkok dan selebihnya laris di 23 negara lainnya.
“Dengan persyaratan ekspor yang cukup ketat, sebanyak 33 eksportir mampu memenuhinya. Dan tentunya kami berkepentingan untuk menambah jumlah eksportir yang bisa lolos dengan memberikan pendampingan dan pengawasan,” jelas Bambang.
Pada kesempatan yang sama Bambang juga memaparkan tantangan terhadap ancaman hama penyakit karantina yang berbahaya pada hewan dan tumbuhan. “Setelah PMK (penyakit mulut dan kuku, red) pada hewan ternak, kini ada LSD dan kita berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk menanggulanginya,” jelasnya.
Wisnu Wasisa Putra, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani yang turut mendampingi secara teknis menjelaskan upaya mitigasi dan penanggulangan yag telah dilakukan.
“Penguatan sistem pengawasan, kolaborasi dan tidak kalah penting adalah partisipasi masyarakat khususnya media menjadi penting agar sumber daya hayati dan pertanian tetap sehat dan aman untuk keberlangsungan pangan kita,” kata Wisnu.
Sementara, AM Adnan, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati juga menyampaikan info terkini terkait komoditas pertanian yang tengah bersiap memasuki pasar ekspor baru. “Salah satunya mangga ke Jepang, negosasi teknis telah memasuki tahap akhir, semoga tahun ini mangga kita sudah dapat tembus,” ujar Adnan.
Dalam mendorong daya saing pertanian dipasar global, selain gencar melakukan harmonisasi aturan teknis sanitari dan fitosanitari, Barantan bersama dengan Bea Cukai, Pelindo dan instansi terkait lainnya juga terus mempercepat upaya pembenahan ekosistem logistik nasional di pelabuhan.
Pembenahan National Logistic Ecosystem (NLE) sesuai Inpres 05/20200 dalm masuk dalam program Stranas PK-KPK.
“Tahun lalu pembenahan pelayanan karanrina sudah dilakukan di 14 pelabuhan, dan tahun ini sesuai target KPK ditambah 20 pelabuhan menjadi 34 pelabuhan,” pungkas Bambang.(Im)