Oleh: Hariqo Wibawa Satria
Ketika Pak Prabowo Subianto dituduh mencekik dan menampar Wakil Menteri Pertanian.
Sufmi Dasco Ahmad mengingatkan “maafkan, dia itu korban gosip katanya katanya, mari kita luruskan, katanya katanya tidak boleh mengganggu fokus perjuangan kita bersama untuk pemenangan Prabowo Gibran, saya yakin netizen membantu kita.”
Terbukti, orang-orang memfitnah itu baik baik saja, dan netizen serta saksi mata banyak sekali membantu meluruskan.
Ketika Tempo salah menulis, “Prabowo Subianto mengubah program makan siang gratis menjadi sarapan bergizi gratis”, lalu para buzzer hitam menggorengnya.
Sufmi Dasco mengatakan “biasanya itu karena katanya katanya, sampaikan saja hasil uji coba di berbagai daerah dan penjelasan dari Dewan Pakar TKN, bahwa tidak ada nama program Sarapan, yang tepat adalah Makan Bergizi Gratis dengan kualitas menu yang sama. Karena situasi setiap sekolah dan pesantren berbeda, maka ada yang diberikan jam 8, ada yang jam 9, ada yang jam 12-an”.
Sejurus kemudian, Sufmi Dasco menambahkan, “jangan sampai katanya katanya itu mengganggu fokus kita mempersiapkan program makan bergizi gratis untuk pelajar dan santri serta bantuan gizi untuk para ibu hamil dan balita”.
Ketika keabsahan gelar guru besarnya dipertanyakan oleh berita Tempo.
Dasco tidak menghindar, ia menjawab banyak sekali pertanyaan untuk membantu kerja kerja dan tugas jurnalistik dari teman-teman wartawan.
Sufmi Dasco menjawab di Tempo: “Saya mengajar sejak semester ganjil 2010 hingga semester genap 2024. Saya juga mengumpulkan angka kredit, meneliti, menulis dan melakukan pengabdian ke masyarakat. Sebenarnya, saya bisa saja mendapatkan gelar guru besar kehormatan. Namun saya memilih bersusah payah melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi.”
Usai menjawab, Sufmi Dasco langsung menghadiri serta memimpin berbagai rapat di kampusnya, di partai, di DPR, dan biasanya baru selesai menjelang pukul 01.00 dini hari.
Seperti bersepeda, orang-orang yang fokus pada tujuan besar, akan terus mengayuh ke depan. Karena usia manusia pendek, dan usia perjuangan panjang.
Seorang Kiai besar pernah menyampaikan “Taharrok Fa inna Fil harakatil barakah,”. Artinya, teruslah bergerak, bergeraklah karena di dalam gerakan ada keberkahan.
Namun beliau juga mengingatkan, selain keberkahan, dalam sebuah gerakan maju juga ada banyak sekali kesulitan serta tantangan.
Sama hal nya dengan Sufmi Dasco, dia tidak diam setelah mendapatkan gelar Guru Besar.
Di tengah berbagai kesibukan, Dasco terus bergerak dan mengabdi untuk dunia pendidikan sebagai Rektor Universitas Kebangsaan Indonesia (UKRI).
Ia juga membantu biaya pendidikan banyak anak muda agar sesuai harapan dan membanggakan kedua orangtuanya.
Filosofi ini juga diamalkan oleh orang-orangtua kita yang terus bergerak mencari nafkah demi keluarga, dan juga dijalankan oleh orang-orang besar dalam sejarah peradaban manusia.
Mari terus bergerak untuk masyarakat, dan kita sadari sejak awal, dalam setiap gerakan selalu ada kesulitan, tantangan dan pastinya keberkahan.
Terima kasih, salam Indonesia bergerak maju.
Hormat saya, Hariqo Wibawa Satria.
Depok Jawa Barat, 9 Juli 2024.