SEMARANG , 25 Maret 2024 – Khofifah Indar Parawansa menggelar forum silaturahmi sekaligus mengukuhkan pengurus Jaringan Kyai Santri Nasional (JKSN) Se-Jawa Tengah di Hotel Metro Park View Semarang, Minggu (24/3/2024).
Dalam kesempatan ini, Khofifah yang merupakan inisiator dari JKSN memberikan sejumlah pesan yang panjang tentang besarnya peran kiai dan santri untuk menjadi speaker dan menyebarkan Islam wasathiyah, demi menjaga persatuan dan kerukunan warga bangsa Indonesia.
“Salah satu PR kita yang harus kita kerjakan bersama sama adalah bagaimana kerukunan, ukhuwah Islamiyah, wathoniyah dan basyariyah serta mewujudkan Islam Wasathiyah bisa terus terjaga,” tegas Khofifah.
Pesan ini disampaikan Khofifah sejalan dengan tiga ikrar yang disampaikan para pengurus JKSN Se Jateng dalam pengukuhan. Bahwa yang pertama JKSN berkomitmen untuk menegakkan akidah Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen serta patuh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Jaringan Kyai-Santri Nasional.
Kemudian, JKSN juga berikrar akan melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengurus Cabang Jaringan Kyai-Santri Nasional se Jawa Tengah Masa Khidmat 2023-2028 penuh dedikasi dan keikhlasan demi kepentingan organisasi, kepentingan umat Islam ahlussunnah wa jamaah, dan kepentingan bangsa Indonesia.
Serta akan mengabdikan tenaga dan pikiran demi kepentingan bangsa, negara dan agama dengan menjunjung tinggi kepentingan organisasi demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridlai Allah SWT.
Ia kemudian menceritakan kondisi global dimana banyak negara yang kerukunan warga bangsanya tidak terjaga maka kondisinya kacau dan terjadi perang saudara, dan membuat banyak kondisi tidak stabil.
“Insya Allah Indonesia kondisinya jauh lebih baik dari sejumlah negara lain yang saat ini sedang ada konflik maupun peperangan,” tegas wanita yang juga Ketua PBNU dan Ketum PP Muslimat NU ini.
Karenanya ia menyebutkan bahwa saat ini dibutuhkan speakers yang mampu untuk menjaga suasana tetap kondusif agar tidak ada konflik yang menyebabkan perpecahan. Yang ia harapkan itu bisa muncul dari jaringan kiai, ibu nyai dan juga santri yang ada di Indonesia.
“Saya pikir kita butuh speakers, juru bicara. Untuk membuat persandingan dan perbandingan Supaya balance. Karena sekarang banyak berita dan informasi yang dibuat tidak seimbang supaya ada distrust pada pemerintah dan seterusnya,” ucapnya.
“Apa yang kemudian dalam institusi formal seperti NU dan Muhammadiyah juga sudah melakukan itu tapi pelapisan harus tetap dilakukan. Karena ada hal tertentu yang pendekatannya bisa dilakukan secara formal tapi ada juga hal hal tertentu yang harus dilakukan dengan pendekatan informal,” imbuh Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini.
Khofifah optimis para tokoh agama yang tergabung dalam JKSN akan mampu mengambil peran untuk menjaga bangsa tetap damai, menyemai ajaran ahlussunah wal jamaah sebagai bentuk upaya memajukan bangsa Indonesia.
Turut hadir dalam kegiatan ini penasehat JKSN Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, Ketua JKSN Jawa Tengah Dr. KH. M Adnan, MA, Sekretaris JKSN Jateng KH. Najahan Musyaffak, KH. Izzudin Abdussalam, KH. Hanif Ismail, Romo KH. Muslihan, KH. Saiful Muhtadin dan para Ketua JKSN se Jawa Tengah.
(***)