PROSIAR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali mengadakan Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra, yang bertempat di Aula Kecamatan Kesambi, Jalan DR Sudarsono No. 12 Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Jum’at (29/10/2021).
Tampil sebagai nara sumber utama adalah Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Hj. Netty Prasetiyani, M.Si. Hadir dalam acara ini Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat yang diwakili Korbid KBKR Ir. Pintauli R. Siregar, MM., Kadis P3AP2KB Kota Cirebon H. Suwarso Budi Winarno, AP.,M.Si., Tokoh Masyarakat Cirebon Ibu Cici Sukaisih dan Camat Kesambi Widiantoro Sigit Rahardjo, STTP.,MM. Peserta dari sosialisasi ini adalah Kader KB dan Kader Posyandu di Kota Cirebon.
Menurut Dr. Hj. Netty Prasetiyani, konsep Ketahanan Keluarga adalah keluarga yang memiliki perencanaan, peta jalan, untuk menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera. Putra putri yang sehat, cerdas dan kuat dan tentunya menjadi harapan bangsa ke depannya.
Tetapi kenyataannya hari ini, bangsa kita dihadapkan oleh sejumlah PR (pekerjaan rumah). PR nya tidak main-main. Karena untuk ukuran keberhasilan pembangunan di skala nasional indeks pembangunan manusia kita baru 76,1 poin, lama sekolah anak kita rata-rata hanya 8,4 tahun. “Artinya dengan data itu, anak-anak Indonesia hanya sekolah hingga kelas dua SMP, setelah itu drop out,” kata Netty Prasetiyani.

Karena itu, sangat diperlukan keluarga yang sehat karena akan menjadikan Indonesia yang sehat. Keluarga yang memiliki ketahanan akan membangun ketahanan nasional. Untuk mewujudkan semua itu, kata Netty Prasetiyani, tidak bisa dengan keluarga yang coba-coba, tetapi harus dibangun dengan keluarga yang berencana.
Ditambahkan Netty Prasetiyani, sebagai contoh ketahanan spritual akan terbukti jika kita berhasil tetapi tidak ephoria. Berhasil tetapi tidak sombong, tidak arogan. Apa sebabnya? “Karena kita yakin semua keberhasilan itu hanyalah titipan dari Allah SWT. Itulah bukti dari ketahanan spritual,” kata Anggota Komisi IX DPR RI ini.
Syarat dari ketahanan keluarga itu adalah dimulai dari perencanaan, konsep delapan fungsi keluarga, ketahanan keluarga dengan empat komponen. “Mendidik itu tidak bisa mendadak, apalagi membangun keluarga dalam waktu yang sangat panjang, sehingga harus ada kemauan untuk belajar,” kata Dr. Hj. Netty Prasetiyani menambahkan.

Sementara itu Kordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Provinsi Jawa Barat Ir. Pintauli R. Siregar, MM dalam sambutannya mengatakan, BKKBN itu sekarang melaksanakan program-programnya dimulai dari remaja, karena remaja itu bagian dari keluarga. Sehingga karena dimulai dari remaja, ada tagline BKKBN sekarang ini disebut “Berencana Itu Keren”. Jadi kalau disebutkan BKKBN maka jawabnya adalah “Berencana itu Keren’.
Menurut Pintauli R Siregar, pembangunan keluarga itu bisa menjadi tangguh, menjadi kuat dan menjadi modal dasar untuk membuat negara lebih baik dimulai dari remaja. “Jika remaja kita luar biasa, remaja yang bisa berencana dengan baik maka akan bisa membangun negara kita kedepannya lebih baik pula,” tutur Pintauli R Siregar.

Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat
Sementara itu Kepala Dinas P3AP2KB Kota Cirebon Suwarso Budi Winarno AP, M.Si menjelaskan, ukuran keluarga sejahtera itu adalah terpenuhinya ekonomi, sejahtera jasmaniahnya dan batiniahnya. Artinya keluarga sejahtera itu tercukupi ekonomi seperti rumah, mobil dan makanan, keluarga itu pun dapat pula berbagi dengan lingkungannya, ini namanya terwujud ketahanan keluarga.
Untuk mewujudkan ketahanan keluarga itu, kata Suwarso Budi Winarno, harus dimulai dari masing-masing keluarga dan didorong oleh pemerintah. Harus dipaksakan diri untuk memulai mewujudkan dengan perencanaan keluarga, sehingga kedepannya terwujud ketahanan keluarga. “Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana ini merupakan salah satu upaya untuk terus menggemakan perencanaan keluarga, terima kasih BKKBN sudah melaksanakannya di Kota Cirebon,” kata Suwarso Budi Winarno. (yah)