Jakarta, 19 Februari 2025 – Presiden Prabowo Subianto dikabarkan tengah mempertimbangkan Prof. Brian Yuliarto sebagai pengganti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Brodjonegoro. Prof. Brian Yuliarto, Guru Besar di Institut Teknologi Bandung (ITB), dikenal luas atas kontribusinya dalam bidang nanoteknologi dan material fungsional. Beliau menyelesaikan pendidikan S1 di ITB pada tahun 1999, kemudian meraih gelar S2 dan S3 dari University of Tokyo, Jepang, masing-masing pada tahun 2002 dan 2005.
Namun, Ketua Umum Kabeh Sedulur Tamansiswa Indonesia, Indria Febriansyah, mengingatkan bahwa posisi menteri tidak hanya memerlukan keahlian teknis, tetapi juga kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang mumpuni. “Menangani kementerian pendidikan memerlukan manajemen sumber daya manusia yang serius dan tingkat kepemimpinan level tinggi,” ujarnya. Indria menekankan bahwa tanpa kepiawaian dalam manajemen organisasi, prestasi ilmiah yang dimiliki seorang menteri dapat tergilas oleh kompleksitas birokrasi.
Indria juga menyoroti bahwa jabatan menteri bersifat politis, sehingga spesialisasi ilmu khusus tidak selalu menjadi prioritas utama. “Profesor yang merupakan spesialis peneliti dan penemu teknologi baru sebaiknya menjadi bagian dari birokrasi yang dikepalai selevel Dirjen,” tambahnya. Hal ini bertujuan agar inovasi dan penelitian dapat terus berkembang tanpa terbebani oleh tugas-tugas administratif dan politis yang melekat pada posisi menteri.
Sebagai organisasi yang berakar dari Tamansiswa, lembaga pendidikan tertua di Indonesia, Kabeh Sedulur Tamansiswa Indonesia berharap pemerintah mempertimbangkan aspek manajerial dan kepemimpinan dalam penunjukan menteri pendidikan. Tujuannya agar nakhoda kementerian ini dapat membawa arah yang jelas dan tidak terjadi tarik ulur kebijakan yang dapat menghambat kemajuan pendidikan nasional.
Sementara itu, Prof. Brian Yuliarto memiliki rekam jejak akademis yang impresif. Selain menjabat sebagai Guru Besar di ITB, beliau juga aktif dalam berbagai penelitian terkait nanomaterial, energi, dan lingkungan. Kontribusinya dalam bidang sains dan teknologi telah diakui baik di tingkat nasional maupun internasional.
Keputusan akhir mengenai penggantian Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tentu akan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kompetensi teknis, kemampuan manajerial, dan visi kepemimpinan yang sejalan dengan arah pembangunan pendidikan Indonesia ke depan.