Pahlawan Gerilyawan Ini Bernama Raharti

Prosiar – Ia bernama Raharti, seorang pengagum Kartini. Apa yang telah Raharti lakukan terhadap negeri ini, adalah sangat layak disebut seorang pejuang bahkan seorang pahlawan meskipun kita yang hidup sekarang tak mengenalnya.

Suaminya seorang tentara dengan pangkat letnan dua di masa revolusi. Raharti turut berjuang langsung sebagai penghubung para pejuang di kota sebagai medan pertempuran.

Ia sebagai pemasok makanan untuk para pejuang di garis depan dengan berpura-pura sebagai wanita desa membawa bahan pangan seperti jagung, ketela beras dan lainnya. Lama-lama Pasukan Belanda mencium gerak geriknya. Tepat di tanggal 21 April 1949 ketika ia sedang Shalat Isya, satu peleton serdadu Belanda menggeladah rumahnya.

Ketika pintu rumahnya didobrak, timbul niat jahat komandan Belanda untuk melakukan tindakan senonoh. Raharti merota-ronta sekuat tenaga namun tak ada seorangpun yang menolong.

Raharti berhasil lepas kemudian berusaha lari ke luar. Di luar pintu sudah menghadang sejumlah laras senjata diarahkan kepadanya dan tidak ada jalan untuk lolos.

Akhirnya ia dibawa diinterogasi tentang pasukan gerilya Indonesia terutama tempat persembunyian mereka. Karena Raharti tidak membuka mulut, serentetan peluru menembus tubuhnya.

Ia mengucapkan ‘‘Allohuakbar’’ sebelum roboh berlumuran darah Tak lama ia mendapat pertolongan, beruntung tubuhnya yang ditembus 28 butir peluru nyawanya masih dapat terselamatkan kecuali kakinya.

Tahun 1957 Raharti dipanggil Sang Pencipta. Kuburannya hanya berselang beberapa meter saja dari Makam Panglima Besar Jendral Sudirman. Pada tanggal 10 November 1961, di hari Pahlawan mendiang Presiden Soekarno menghadiahkan Bintang Gerilya untuk Raharti seorang Kartini yang gagah berani.

Sumber : Mutiara, 2-01-1985. Koleksi Surat Kabar Langka Salemba-Perpustakaan Nasional RI (SKALA-Team)