Prosiar, Jakarta – Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (05/11/2022) mengemukakan capaian laba BUMN selama tiga tahun mencapai sebesar Rp 1.198 triliun. Sementara laba konsolidasi BUMN mencapai Rp155 triliun (belum diaudit) hingga triwulan III 2022.
Capaian prestasi ini mendapat pujian dan apresiasi dari Syafrudin Budiman SIP tokoh Relawan Erick Thohir (ETOR) yang konsen di bidang UMKM dan koperasi. Ia menilai, capaian atau prestasi Menteri BUMN Erick Thohir tingkatkan laba BUMN sebesar Rp68 triliun dari kumulatif tiga tahun (2017-2019) adalah prestasi nyata.
“Alhamdulillah kita bersyukur BUMN berhasil meningkatkan laba dan memberikan pendapatan Rp.68 Trilliun untuk negara selama tiga tahun. Menteri BUMN Erick Thohir memang arsitek yang memiliki kapasitas, kapabilitas, integritas dan moralitas dalam membesarkan BUMN,” kata Syafrudin Budiman SIP atau biasa disapa Gus Din Ketua Dewan Pembina Relawan Erick Thohir (ETOR), Selasa pagi (06/12/2022) di Jakarta.
Menurut politisi muda dan Bacaleg PAN DPR RI Dapil DKI Jakarta I ini, capaian dan prestasi Erick Thohir ini bisa terus berlanjut sampai akhir jabatan 2024. Sebab kata Gus Din, Erick Thohir selaku.Menteri BUMN masih ada sisa waktu 2 tahun mengeksplorasi kemampuan terbaiknya membangun BUMN.
“Kemampuan Pak Erick Thohir tidak diragukan lagi dalam membesarkan BUMN dengan Visi AKHLAK-nya. Erick Thohir berhasil meningkatkan kapasitas moral pegawai BUMN secara akhlak, sehingga otomatis kapasitas laba BUMN juga meningkat,” pungkas Gus Din politisi muda yang akan maju bakal calon legislatif (Bacaleg) PAN DPR RI Dapil DKI Jakarta I Jakarta Timur ini.
Erick Thohir: Tingkatkan Konsolidasi Laba BUMN Rp155 triliun di Triwulan III-2022
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengemukakan laba konsolidasi BUMN mencapai Rp155 triliun (belum diaudit) hingga triwulan III 2022 yang menunjukkan hasil positif atas kinerja transformasi BUMN.
“Artinya, sudah terjadi konsolidasi, efisiensi dan fokus pembangunan ekosistem,” kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.
Erick menjelaskan laba konsolidasi sebesar Rp155 triliun itu meningkat dari laba konsolidasi pada tahun 2021 yang sebesar Rp125 triliun dan meroket dari capaian tahun 2020 yang hanya Rp13 triliun.
Capaian tersebut pun dinilainya turut mendorong kontribusi BUMN bagi negara berupa pajak, bagi hasil, dividen dan PNBP.
“Sampai kuartal III 2022, untuk tiga tahun terakhir pada saat COVID-19, kontribusi total BUMN mencapai Rp1.198 triliun kepada negara yang terdiri dari pajak, bagi hasil dan dividen. Artinya lebih tinggi Rp68 triliun dari kumulatif tiga tahun (2017-2019) yang sebesar Rp1.130 triliun,” ungkapnya.
Erick menjelaskan laba konsolidasi BUMN pada triwulan III 2022 sejatinya lebih besar, yakni mencapai Rp209 triliun karena adanya laba hasil restrukturisasi Garuda Indonesia yang mencapai Rp54 triliun.
“Kita hanya bicara laba yang cash, karena kalau yang cash dan non cash digabungkan jadi tinggi sekali padahal tahun depan belum tentu ada yang non cash sebesar ini,” ujarnya.
Erick menambahkan, kinerja BUMN juga terlihat dari performa BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia menyebut jika dibandingkan dengan sektor swasta, capital gain emiten BUMN mencapai 8,2 persen dengan cummulative dividend mencapai 9,8 persen.
Sebaliknya, capital gain sektor swasta hanya 5,9 persen dengan cummulative dividend sebesar 4,9 persen. Dengan demikian, tingkat pengembalian yang diterima pemegang saham BUMN mencapai 18 persen, jauh di bawah sektor swasta yang hanya sekitar 10 persen.
“Ini yang menggembirakan, bahwa kalau benchmarking dengan private sector yang ada di bursa, itu kita lihat capital gain sama cummulative dividen itu konsolidasi kita return-nya bisa 18 persen, artinya lebih baik dari private sector di mana private sector, capital gain dan cumulative dividend-nya itu 10,8 persen,” katanya.
Menurut Erick, hal itu membuat BEI sangat gembira bisa bekerja sama dengan BUMN yang berkontribusi pada 25 persen pergerakan bursa.
Di sisi lain, rasio utang terhadap modal BUMN juga terus turun dari 38,6 persen pada 2020, menjadi 36,2 persen pada 2021 dan hingga triwulan III 2022 mencapai 34 persen.
“Artinya persepsi ketika BUMN seakan-akan utang, utang, utang, ya memang ada utang, tapi ketika dikonsolidasikan, ini sehat. Kita tidak menutup mata ada BUMN yang tidak sehat. Inilah yang salah satunya kita akan fokuskan untuk kesehatan BUMN itu ada di industri pangan dan pertahanan di 2023,” ungkap Erick Thohir. (red)