Prosiar, Jakarta – Politisi muda Partai Amanat Nasional (PAN) Syafrudin Budiman SIP atau Gus Din ajak semua pihak elit politik dan pendukung politik untuk menghentikan permusuhan dan bangun rekonsiliasi politik. Dimana di saat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh sebesar 5,72 persen di Kuartal III-2022 dengan neraca yang surplus selama 2,5 tahun ini.
Pernyataan Gus Din sengaja mereakasi pernyataan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani yang menyatakan pihaknya siap tempur melawan pihak-pihak yang dianggap menjadi lawan Presiden Jokowi.
Benny Ramdhani mengaku pihaknya siap tempur melawan pihak-pihak yang dianggap menjadi lawan Presiden Jokowi. Pernyataan Benny di hadapan Jokowi itu kini tersebar luas di jagat media sosial melalui tayangan video. Viideo itu diambil di sela-sela Nusantara Bersatu, yang diinisiasi para relawan dan dihadiri Jokowi di Gelora Bung Karno, Sabtu (26/11/2022).
“Sudah saatnya kita stop bicara permusuhan politik. Kita harus bersatu dan melakukan rekonsiliasi politik, agar semua anak bangsa bisa berjalan damai menikmati kemajuan dan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan di tengah banyak bencana kemanusiaan. Lupakan perbedaan politik, saatnya Persatuan Indonesia,” kata Syafrudin Budiman SIP dalam siaran pers, Selasa (29/11/2022) di Jakarta.
Menurut Ketua Umum Relawan Jokowi Barisan Pembaharuan (BP) ini, rekonsiliasi terbaik dan terhebat di negeri ini ketika Prabowo Subianto capres yang kalah bergabung dalam pemerintahan Jokowi. Walau hanya sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo selaku Ketua Umum DPP Partai Gerindra mau melakukan rekonsiliasi politik.
“Pak Prabowo sudah bergabung di pemerintahan Jokowi di awal-awal penyusunan Kabinet Indonesia Maju. Jadi permusuhan apa lagi, kalaupun ada, hanyalah riak-riak kecil yang bisa kita redam demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Gus Din pria asal Sumenep ujung timur Pulau Madura, Jawa Timur ini.
Apalagi kata Gus Din, Sandiaga Uno cawapres yang kalah juga bergabung. Bahkan, Zulkifli Hasan Ketua Umum DPP PAN yang mengusung Prabowo-Sandi sudah bergabung di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.
“Jadi pernyataan Bang Benny (red-Benny Ramdhani) masih ada permusuhan politik dan siap tempur melawan musuh yang menggangu jalannya pemerintahan tidak relevan. Bang Benny terlalu semangat dan was-was saja paling,” ucapnya.
Namun Gus Din tidak menampik bahwa masih ada bibit-bibit permusuhan politik antara pendukung Jokowi dan Non Jokowi. Hal ini katanya bisa meledak di Pemilu Presiden 2024 nanti, dimana eskalasi politik semakin memanas dan benturan bisa terjadi di bawah.
“Oleh karena itu jika ada yang melihat dan merasakan ada potensi mengganggu pemerintah, diharapkan Bang Benny Ramdhani melaporkan pada pihak berwajib. Jangan sampai ada tindakan-tindakan di luar koridor hukum yang malah merugikan pemerintahan Jokowi,” imbuh Mantan Ketua DPP IMM Periode 2006-2008 ini.
Terakhir Syafrudin Budiman juga mengajak kepada kelompok anti Jokowi untuk berhenti menghujat pemerintah. Bagaimanapun Presiden Jokowi sudah berhasil meningkatkan perekonomian Indonesia tumbuh berkembang paska Covid-19 melewati negara-negara maju lainnya.
“Kita sesama anak bangsa jangan saling menghujat. Lakukanlah kritik politik dengan santun, penuh data, solutif dan konstruktif. Bagaimanapun saya sebagai pendukung Jokowi kadang ikut mengkritik kebijakan yang tidak pro pada rakyat bawah,” pungkas Gus Din Sarjana Politik lulusan FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) ini.
Permyataan Benny Ramdhani Didepan Presiden Jokowi, Diduga Mengandung Permusuhan Politik
Sebelumnya, Benny Ramdhani mengaku pihaknya siap tempur melawan pihak-pihak yang dianggap menjadi lawan Presiden Jokowi. Pernyataan Benny di hadapan Jokowi itu kini tersebar luas di jagat media sosial melalui tayangan video. Diduga video itu diambil di sela-sela Nusantara Bersatu, sebuah acara yang diinisiasi para relawan dan dihadiri Jokowi di Gelora Bung Karno, Sabtu (26/11).
Kepala BP2MI Benny Ramdhani mengaku di depan Presiden Jokowi siap tempur lawan penyerang pemerintah. (tangkapan layar) Benny kepada Jokowi, mengatakan masih banyak serangan terhadap sang presiden beserta kelompok yang pro terhadap Jokowi.
“Kita ini pemenang Pilpres, kita ini besar, tapi serangan lawan ini masih terus,” kata Benny di hadapan Jokowi.
Benny lantas menyarankan kepada Jokowi untuk melakukan amplifikasi program-program keberhasilan Jokowi sebagai bentuk meredam perlawanan.
Benny sekaligus memceritakan kepada Jokowi bagaimana suasana diri para relawan yang tidak segan melawan balik pihak yang menyerang Jokowi. Benny bahkan menggunakan istilah ‘tempur’.
“Kedua, kita gemes pak ingin melawan mereka. Kalau mau tempur lapangan, kita lebih banyak,” ucapnya.
Bertempur balik di lapangan tidak segan dilakukan Benny apabila Jokowi memberikan restu. Tetapi kalau tidak, Benny menyarankan hal lain.
“Kalau bapak nggak mengizinkan kita tempur di lapangan melawan mereka, maka penegakan hukum yang harus,” kata Benny.
Mendengar ucapan Benny, Jokowi dalam potongan video terdengar menanyakan contoh yang dimaksud. Menanggapi pertanyaan Jokowi, Benny memberikan jawaban dengan meminta Jokowi menekankan kepada penegakan hukum.
“Misalnya setiap mereka yang selama ini mencemarkan nama baik, menyerang pemerintah, adu domba, hasut, penyebaran kebencian, semua bisa dijerat dengan hukum. Nah penegakan hukum ini yang harus dilakukan,” ujar Benny.
Menurut Benny, apabila penegakan hukum tidak berjalan, bukan tidak mungkin pihaknya kehabisan kesabaran dan melakukan perlawanan di lapangan.
“Karena ketika tidak, kami hilang kesabaran ya sudah kami yang melawan mereka di lapangan, misalnya,” ucapnya. (red)