Prosiar.com, Jakarta – Ketua Umum BaraJP Utje Gustaaf Patty menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (19/5). Utje mengatakan pertemuannya dengan Jokowi membahas isu lingkungan yakni perihal pengelolaan sampah dengan cara mendaur ulang atau zero waste living.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan secara tertutup dengan Jokowi tersebut, Utje menyampaikan ide inovatif terkait gerakan masyarakat bebas sampah demi menjaga kelestarian lingkungan.
Terkait hal itu, Ketua Umum DPP Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP) menyebut terdapat tiga program yakni daur ulang, sentra pelatihan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan dapur bersama.
“Kemarin saya diundang ke Istana untuk berdiskusi empat mata dengan Presiden Jokowi. Saya sampaikan bahwa harus ada gerakan masyarakat bebas sampah yaitu daur ulang, dapur bersama dan sentra pelatihan UMKM,” kata Utje, Senin (27/5).
Pria kelahiran Makassar 13 September 1961 ini menuturkan gerakan masyarakat bebas sampah dengan cara daur ulang dapat memberikan alternatif solusi untuk hidup minimalis, tidak boros, dan melestarikan alam bumi secara bersama-sama.
Adapun untuk daur ulang kata Utje bisa berasal dari sampah plastik, kain dan pakaian, kayu rotan bambu logam, kaca dan gelas, keramik, karet dan kulit dan organik.
“Semua sampah bisa didaur ulang. Ada yang menjadi produk sejenis ataupun berbeda sama sekali,” ucap Utje.
Selain itu kata Utje, ia juga akan membuat sentra atau pusat pelatihan UMKM untuk mengembangkan produk-produk kreatif dan bernilai ekonomis dari bahan daur ulang. Dimana di pusat pelatihan UMKM akan menyediakan berbagai program pelatihan.
Antara lain pengenalan tentang konsep daur ulang dan manfaatnya, teknik-teknik pemilahan sampah dan pengelolaan sampah yang tepat, teknik daur ulang untuk berbagai jenis material, pengembangan produk-produk kreatif, strategi pemasaran dan penjualan produk-produk daur ulang, serta pembentukan jaringan dan komunitas UMKM yang peduli terhadap lingkungan.
Selanjutnya dalam gerakan masyarakat bebas sampah juga akan ada program dapur bersama. Utje menjelaskan dapur bersama terdiri dari dapur komunitas, bank makanan dan pusat daur ulang komunitas.
Pasalnya kata Utje, terdapat beragam penyebab makanan dan bahan makanan terbuang yang dikarenakan proses penanganan ketika panen, penyimpanan kurang optimal, turun harga, rasa kurang sesuai atau kadaluwarsa.
Hal ini berdampak sangat besar diantaranya menghasilkan emisi gas rumah kaca setara dengan 7,29% dari rata-rata emisi GRK Indonesia/tahun. Bahkan dari hasil studi Bappenas, menimbulkan kerugian 213-551 Trilyun/Tahun (setara 4-5% PDB).
Kata Utje, Dapur Komunitas ini merupakan tempat mengolah dan menyerahkan makanan bergizi bagi kalangan dengan catatan terbatas untuk makan di tempat. Sedangkan Bank Makanan yakni merupakan tempat pengumpulan semua makanan dan bahan makanan sumbangan, baik makanan / bahan makanan yang terbuang atau bukan, dari berbagai pihak termasuk perorangan (rumah tangga), restoran, cafe, usaha retail, pedagang pasar, pedagang lainnya, petani, nelayan, peternak, dan yang lainnya.
“Untuk pusat daur ulang komunitas berasal dari semua yang organik. Sedangkan dari daur ulang tersebut bisa menjadi : Pupuk, probiotik (pakan ikan), pakan ternak, biogas, daya listrik, Eco-Enzyme atau cairan alami hasil fermentasi sampah organik. Pusat daur ulang ini bermanfaat karena tidak menimbulkan pencemaran di air, tanah maupun udara,” kata Utje.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa gerakan ini akan melibatkan para relawan, organisasi masyarakat, dan individu-individu yang peduli terhadap lingkungan.
“Kami percaya bahwa dengan menggalang semangat gotong royong, kita dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam menjaga kebersihan lingkungan,” ungkap dia.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga dibahas strategi konkrit untuk melaksanakan gerakan tersebut, termasuk pendanaan, pengelolaan logistik, dan pelatihan tentang pengurangan sampah dan praktik daur ulang.
Utje berharap pertemuan dengan Jokowi ini diharapkan akan menjadi langkah awal yang penting dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan memperkuat kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
Sementara Presiden Jokowi menyambut baik ide tersebut dan menggarisbawahi pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan
“Kerjasama antara masyarakat sipil dan pemerintah sangat penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kelestarian bumi,” kata Jokowi.