Terbanyak Se-Indonesia, 124 Satuan Pendidikan Jatim Raih Penghargaan Adiwiyata Tahun 2023 dari Kementerian LHK. Gubernur Khofifah: Hasil Konsisten Ciptakan Lingkungan Sekolah Sehat dan Hijau

Sebanyak 124 satuan pendidikan di Provinsi Jawa Timur berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Tahun 2023 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

 

SURABAYA, 20 Oktober 2023 – Sebanyak 124 satuan pendidikan di Provinsi Jawa Timur berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Tahun 2023 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Rinciannya yaitu penerima Adiwiyata Nasional sebanyak 85 lembaga satuan pendidikan dan penerima Adiwiyata Mandiri sebanyak 39 lembaga satuan pendidikan.

Jumlah satuan pendidikan Jatim yang menerima penghargaan Adiwiyata Tahun 2023 ini merupakan yang terbanyak Se-Indonesia.

Berada di bawah Jatim ada provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penerima penghargaan untuk 81 lembaga. Posisi ketiga ada Kalimantan Timur dengan penghargaan untuk 57 lembaga.

Satuan pendidikan yang ditetapkan menjadi penerima penghargaan Adiwiyata Tahun 2023 dinilai telah berhasil menerapkan praktik dan perilaku ramah lingkungan hidup di sekolah dan sekitar sekolah. Dalam pelaksanaannya, mereka juga melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS).

Atas diterimanya penghargaan ini, Gubernur Khofifah Indar Parawansa secara khusus menyampaikan apresiasi pada seluruh pihak yang telah mengantarkan Jatim hingga menerima penghargaan bergengsi ini.

Tidak hanya itu, menurutnya, capaian ini menjadi awal baik bagi sekolah untuk terus meningkatkan dan menciptakan perilaku hidup sehat, nyaman dam bersih bagi para siswa.

“Diterimanya penghargaan ini menjadi hasil konkrit bahwa satuan pendidikan di Jawa Timur telah konsisten mengajarkan kepada siswa untuk peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah,” tegas Khofifah.

Upaya yang dilakukan juga secara langsung mengajarkan siswa untuk contoh dan kesadaran bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh.

“Penghargaan ini tentu membanggakan bagi kami. Jika tahun ini ada 124 lembaga melaksanakan program Adiwiyata dan menerima penghargaan, maka ke depan kami berharap agar lebih banyak lagi,” tegasnya.

Disebutkan Khofifah, sebanyak 124 penghargaan yang menerima penghargaan ini terbagi menjadi dua kategori. Untuk penghargaan kategori Adiwiyata Nasional dirinci dengan jenjang SD/MI sebanyak 37 lembaga, SMP /Mts sebanyak 41 lembaga. Kemudian SMA/SMK sebanyak 5 lembaga dan MAN sebanyak 2 lembaga.

Sedangkan untuk penerima penghargaan Kategori Adiwiyata Mandiri diraih oleh lembaga jenjang SMA/SMK ada 4 lembaga, SMP/Mts sebanyak 26 lembaga dan SD sebanyak 9 lembaga.

Satuan pendidikan penerima penghargaan ini tersebar di 26 Kab/Kota. Diantaranya Kab. Bangkalan, Kab. Banyuwangi, Kab. Bojonegoro, Kab. Gresik, Kab. Lamongan, Kab.sidoarjo, Kab. Tuban, Kab. Blitar, Kab. Jombang, Kab. Kediri, Kab. Pacitan, Kab. Pamekasan, Kab. Tulungagung, Kab. Malang, Kab. Mojokerto, Kab. Madiun dan Kab. Magetan. Selanjutnya, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Kota Surabaya, Kota Batu dan Kota Blitar.

Lebih lanjut, dalam penerapan program Adiwiyata, lanjut orang nomor satu di Jawa Timur ini, siswa tidak hanya diajarkan untuk penghijauan dan menjaga kebersihan sekolah.

Tapi juga pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan sekolah melaui konsep 5R.

Yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), Recycle (Mendaur Ulang), Replace (Menggunakan kembali) dan Replant (Menanam Kembali). Hal tersebut jika dibudayakan di sekolah, maka perilaku baik akan terbawa kemanapun siswa berada.

“Karena pembiasan praktek berperilaku baik terus dilakukan, siswa bisa menjadi agen untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Tidak hanya disekolah, tapi juga dilingkungan masyarakat,” tambah dia.

Di samping itu, siswa juga diajarkan bagaimana penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi listrik.

Karenanya, Khofifah berharap semakin banyak satuan pendidikan yang termotivasi dan mencontoh praktik baik dalam peduli lingkungan di sekolah. Dengan program Adiwiyata bisa diterapkan di satuan pendidikan, maka siswa akan lebih baik dalam mengikuti setiap pembelajaran di sekolah.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai menyampaikan apresiasinya atas konsistensi sekolah dalam penerapan gerakan peduli lingkungan hidup di sekolah.

“Selamat untuk lembaga yang mendapat penghargaan Adiwiyata baik yang sifatnya mandiri maupun yang nasional. Semoga ini menjadi awal baik untuk terus meningkatkan dan menciptakan kualitas lingkungan yang sehat dan bersih,” ujar dia.

Ia juga berharap lembaga SMA dan SMK lainnya bisa mencontoh sekolah-sekolah yang telah mendapat penghargaan Adiwiyata. Sebab, lembaga pendidikan menjadi rumah kedua bagi siswa yang seharusnya tetap terjaga kebersihan, kenyamanan dan lingkungan sehat.

Menurutnya, penerapan lingkungan hidup sehat di sekolah sejalan dengan kebijakan Kemendikbudristek melalui Kurikulum Merdeka. Dalam kurikulum tersebut, mendorong transformasi satuan pendidikan. Salah satu langkahnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan, dan inklusif yang merupakan tanggung jawab seluruh insan pendidikan.

“Semoga perilaku hidup sehat ini, mulai terbangun diseluruh lembaga SMA, SMK dan SLB di Jawa Timur. Sehingga tidak hanya sembilan lembaga saja yang mendapat penghargaan tapi banyak sekolah lain yang bisa mencontoh dalam menciptakan perilaku hidup sehat di lingkungan sekolah,” terangnya.(dy)