BANTEN – Masih membahas seputar Bendungan Karian yang berlokasi di Kabupaten Lebak yang telah usai di resmikan oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo pada 8 Januari 2024 kemarin. Pembangunan Bendungan Karian ini, merupakan Objek Vital Nasional yang pemanfaatannya untuk kepentingan masyarakat luas.
Diketahui, estimasi biaya dari pembangunan proyek super megah tersebut telah menelan anggaran Rp 2.2 Triliun dengan tujuan agar manfaatnya dapat dirasakan bagi kehidupan masyarakat, diantaranya untuk sumber air bersih, sebagai pembangkit listrik, irigasi persawahan dan pariwisata. Minggu, (25/2/2024).
Hiruk pikuk problematika yang sampai saat ini masih belum selesai pun masih membayangi dalam pengerjaannya, yaitu pembebasan uang ganti rugi kepada masyarakat yang di janjikan 2023 akhir selesai namun faktanya hingga sampai detik ini belum seluruhnya terselesaikan. Bahkan, bukan hanya diperhatikan secara positifnya saja namun dampak negatif dari waduk tersebut pun harus di antisipasi dari berbagai aspek dan faktor.
Resiko terberat adalah bencana alam seperti gempa bumi yang merusak tanggul hingga jebol tentunya akan langsung berdampak kepada masyarakat di bantaran sungai Ciujung yang berada dibawah bendungan karian.
Adapun untuk resiko wilayah terdampak yang cukup besar adalah Kecamatan Rangkasbitung dan Cibadak sebagai sentral Kota. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti faktor Alam tersebut seperti dan mengantisipasi terhadap sabotase yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab maka perlu di antisipasi langkah-langkah untuk penanganannya. Apakah harus memasang CCTV dibeberapa titik strategis untuk memantau situasi dan kondisi areal waduk karian dengan anggaran yang di sebutkan Presiden RI beberapa waktu lalu yang berjumlah Rp. 2,2 Triliun.
*Kegelisahan Masyarakat*
Kami masyarakat khususnya Kecamatan Rangkasbitung dan Cibadak yang berada di sekitar sungai Ciujung sangat khawatir apabila bendungan Karian suatu saat rusak ataupun jebol dapat mengakibatkan banjir bandang seperti tahun 2003 dan beberapa tahun kebelakang.
Karena sekuat apapun bendungan karian tersebut hanyalah buatan manusia, faktor alam dan kondisi geografis Indonesia sangat mempengaruhi kondisi waduk karian.
Jangan sampai terjadi bencana alam disebabkan oleh waduk karian yang tadinya sangat banyak manfaatnya, berubah menjadi bencana dahsyat apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. (*)