Tamansiswa, didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada 3 Juli 1922, telah memainkan peran penting dalam sejarah pendidikan dan pergerakan nasional Indonesia. Lembaga ini tidak hanya menekankan transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan nasionalisme pada peserta didiknya. Berikut adalah beberapa tokoh bangsa yang pernah dididik atau menjadi pamong (pendidik) di Tamansiswa:
1. Ki Hadjar Dewantara: Pendiri Tamansiswa yang juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Sebelum mendirikan Tamansiswa, beliau aktif dalam pergerakan nasional dan pernah diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda karena aktivitas politiknya.
2. Ki Sarmidi Mangunsarkoro: Seorang politisi dan pahlawan nasional Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1949 hingga 1950. Beliau juga aktif sebagai pamong di Tamansiswa, berperan dalam pengembangan kurikulum dan sistem pendidikan nasional.
3. Soegondo Djojopoespito: Seorang guru Tamansiswa yang memimpin Kongres Pemuda II tahun 1928, yang melahirkan Sumpah Pemuda.
4. Ki Tauchid: Dikenal sebagai pelopor perjuangan agraria, beliau sangat menguasai bahasan konflik agraria sejak masa kolonial hingga pascakemerdekaan.
5. R.M. Sutomo Suryokusumo: Salah satu tokoh Tamansiswa yang bersama Ki Hadjar Dewantara mengadakan pertemuan untuk menentukan sikap selanjutnya setelah pendirian Tamansiswa.
6. R.M.H. Suryoputro: Tokoh Tamansiswa yang turut serta dalam pertemuan penting setelah pendirian Tamansiswa.
7. Ki Pronowidigdo: Salah satu pendiri Tamansiswa yang berperan dalam pengembangan lembaga tersebut.
8. Sukarno: Presiden pertama Indonesia yang dikenal sebagai proklamator kemerdekaan. Selama pendudukan Jepang, Sukarno bersama tokoh nasionalis lainnya, termasuk Ki Hadjar Dewantara, memimpin organisasi Poesat Tenaga Rakjat (POETERA) yang dibentuk oleh Jepang untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia dalam perang.
9. Soekarni Kartodiwirjo: Seorang aktivis pemuda yang berperan penting dalam peristiwa Rengasdengklok. Bersama Wikana, Soekarni menculik Sukarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945 untuk mendesak mereka segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu janji Jepang.
10. Wikana: Seorang pemimpin pemuda dan anggota Menteng 31 yang bersama Soekarni menculik Sukarno dan Hatta dalam peristiwa Rengasdengklok untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Daftar di atas menunjukkan peran penting Tamansiswa dalam melahirkan dan membentuk tokoh-tokoh bangsa yang berkontribusi signifikan dalam perjuangan kemerdekaan dan pengembangan pendidikan nasional Indonesia.