Sumenep – Sebuah video berdurasi 2 menit 40 detik menghebohkan masyarakat Sumenep setelah tersebar luas di media sosial. Dalam video tersebut, seorang oknum anggota Polsek Kota Sumenep terlihat menantang seorang warga untuk melakukan carok, sebuah tradisi duel khas Madura yang erat kaitannya dengan penyelesaian konflik melalui kekerasan. Tindakan itu dianggap bertentangan dengan tugas aparat keamanan yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat.
Video itu pertama kali diunggah oleh akun TikTok Mata Jateng dan langsung menjadi viral. Dalam rekaman tersebut, terdengar suara perekam yang melontarkan kritik tajam kepada oknum polisi itu. “Kalian ini pelayan publik, kenapa nantang-nantang carok masyarakat?” ucapnya dengan nada penuh protes. Kritik itu mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap perilaku yang tidak mencerminkan tugas seorang pelayan masyarakat.
Dalam insiden itu, diketahui permasalahan bermula ketika seorang warga tengah meminta surat kehilangan STNK di Polsek Kota Sumenep. Warga tersebut merasa antriannya diserobot oleh seseorang. Ketika ia menegur, oknum polisi yang bertugas justru marah dan menantangnya untuk melakukan carok. Beruntung, situasi itu berhasil diredam sebelum berujung pada kekerasan fisik.
Peristiwa ini memicu reaksi keras dari masyarakat Sumenep. Banyak yang mengecam sikap oknum polisi tersebut, yang dinilai tidak profesional dan mencoreng nama baik institusi kepolisian. Kritik pun meluas di media sosial, dengan warganet mendesak pihak berwenang untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaku.
Sejak video itu beredar, ribuan orang telah menontonnya di berbagai platform media sosial. Kolom komentar dipenuhi dengan berbagai kecaman, terutama dari warga lokal yang merasa kecewa dengan tindakan yang dianggap merugikan citra kepolisian. Masyarakat menilai, tindakan ini tidak hanya merusak kepercayaan publik tetapi juga membahayakan rasa aman di tengah masyarakat.
Di sisi lain, suasana di Polsek Kota Sumenep sempat memanas akibat insiden tersebut. Sejumlah warga yang datang untuk mengurus keperluan administrasi menyatakan ketidaknyamanan mereka atas situasi yang terjadi. Beberapa bahkan mengungkapkan kekhawatiran mereka untuk kembali ke sana jika kasus ini tidak segera ditangani.
Hingga berita ini ditulis, Polres Sumenep belum memberikan tanggapan resmi terkait kejadian ini. Ketiadaan pernyataan resmi menambah kekecewaan masyarakat, yang berharap institusi kepolisian segera menunjukkan langkah konkret untuk menindak oknum tersebut secara profesional.
Pakar hukum dan pengamat sosial turut angkat bicara. Mereka menegaskan pentingnya pengawasan dan pelatihan yang lebih ketat terhadap aparat kepolisian. Menurut mereka, kejadian ini menjadi bukti perlunya pembenahan di internal kepolisian agar perilaku serupa tidak terulang.
Masyarakat Sumenep berharap kasus ini segera mendapat perhatian serius. Mereka mendesak agar pelaku diberi sanksi tegas sesuai peraturan yang berlaku, guna mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Warga juga berharap agar pelayanan di Polsek Kota Sumenep kembali berjalan dengan baik tanpa ada intimidasi atau konflik serupa. (red)