PROSIAR – Anggota Komisi IX DPR RI Dr.Hj. Netty Prasetiyani, M.Si, mengingatkan warga kota Cimahi untuk meningkatkan kualitas keluarga agar generasi penerus yang dilahirkan bisa mempunyai daya saing kuat. Hal itu disampaikan Netty Prasetiyani, saat menjadi narasumber di acara sosialisasi penguatan pendataan keluarga kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, Selasa (02/11/2021) di GOR Sawargi kelurahan Cipageran kecamatan Cimahi Utara kota Cimahi, yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Dalam pemaparannya, anggota Fraksi PKS itu mengutip ayat Al Quran yang mana dalam ayat tersebut Tuhan mengingatkan umatnya agar menjaga keturunan, menjaga generasi sehingga tidak menjadi sampah dan bencana demografi.
“Agamapun mengajarkan kita, ingatlah, takutlah kamu ketika meninggalkan generasi yang lemah setelah kalian, lemah secara fisik, lemah secara akal, secara intelektual, lemah visi, lemah misi, lemah mimpi, lemah apapun,” ucapanya mengingatkan.
Ia menambahkan, agar peringatan Allah tersebut bisa dijalankan, sebaiknya sejak dini orang tua sudah memikirkan untuk merencanakan keluarga serta meningkatkan kualitas keluarga.
“Kalau Cuma kuantitas yang kita kejar, Cuma jumlah kita perbanyak, tanpa kemudian kita lekatkan dengan berbagai aspek daya saing yang diperlukan, tentu kita akan menjadi tamu dan penonton di negeri sendiri,” lanjutnya.
Selain itu, Netty Prasetiyani juga mengajak para orang tua yang memiliki anak remaja, agar menjaga anak mereka dari pengaruh negative teknologi yang membahayakan.
“Kita tidak ingin anak-anak kita terjebak pada pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, terpapar HIV/AIDS, terjebak prostitusi online, karena semua itu merupakan pengaruh buruk teknologi,” lengkapnya.
Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN, Martin Suanta, SE, M.Si mengatakan, pendataan keluarga yang sudah dilakukan pada bulan April hingga Juni lalu, menghasilkan indicator yang sangat luar biasa.
“Salah satunya nanti akan menghasilkan angka TFR ( Total Fertiliti Rate), rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita usia reproduksi (15 – 49 tahun), namun ada ASFR 15-19, jadi wanita yang berusia 15 – 19 tahun, ternyata juga sudah melahirkan, ada, bahkan jumlahnya cukup besar. Secara nasional, angka ASFR 15 – 19 itu 36, jadi 1000 wanita usia 15-19 tahun, lahirlah 36 anak,” terang Martin Suanta.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, DR. Drs.Wahidin, M.Kes, menyampaikan tentang angka stunting di kota Cimahi yang masih tinggi. Menurut Wahidin, kedepan BKKBN akan menempatkan tim pendamping keluarga untuk menekan angka stunting di tanah air.
“Nanti di setiap desa aka nada bidan sebagai konsultan, tapi yang muter barang kali ke masyarakat adalah kader PKK dan kader KB, dan mereka akan berada di sekitar rumahnya, jadi pastikan semua keluarga di Cimahi ini bisa didampingi dengan baik,” kata Wahidin.
Pemerintah menargetkan angka stunting di tahun 2024 sebesar 14%. Dalam tiga tahun kedepan, BKKBN sebagai koordinator penurunan angka stunting, berupaya menurunkan angka stunting sebesar 13%, dari angka stunting di Indonesia saat ini sebesar 27%.(art)