PROSIAR – Anggota Komisi IX DPR RI, Dr.Hj. Netty Prasetiyani, M.Si bersama mitra kerjanya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kembali melanjutkan roadshownya ke daerah-daerah untuk mensosialisasikan program-program Keluarga Berencana (KB). Kamis pagi (04/11/2021) acara yang bertajuk sosialisasi penguatan pendataan keluarga dan kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, digelar di desa Sumber kecamatan Sumber kabupaten Cirebon Jawa Barat.
Netty Prasetiyani hadir sebagai narasumber bersama Irfan Indriastono, S.S,M.Si, Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Jawa Barat. Dalam pemaparannya, Netty Prasetiyani menyoroti tentang tingginya angka stunting di tanah air serta dampaknya terhadap masa depan bangsa ini.
“Stunting itu bukan hanya sekedar tubuh pendek bukan sekedar tubuh kerdil, tapi yang paling mengerikan setiap bayi stunting itu kalau tidak ditangani dengan baik, maka kemampuan dan intelektualitasnya hanya setara anak yang duduk di bangku kelas dua SD. Jadi jangan pernah menyesal ketika suatu hari kita menjadi tamu dan penonton di negeri kita sendiri, dikelola oleh orang asing, karena SDM kita sakit sakitan, sdm yang tidak lulus sekolah, karena rata-rata usia pendidikan anak kita hanya 8,4 tahun alias duduk di kelas dua SD trus dropout,” kata Netty Prasetiyani dihadapan para peserta sosialisasi.
Ia menjelaskan di Indonesia ada 16,94% keluarga pra sejahtera yang salah satu ciri-cirinya yaitu anak usia sekolah yang tidak mengenyam bangku pendidikan.
“Dan yang paling mengerikan 51,5% total keluarga di Indonesia tidak bersekolah dan hanya lulus SD. Makanya sekarang BKKBN menempatkan pembangunan keluarga sebagai program utamanya,” lanjut Netty.
Netty kemudian mengutip satu ayat Al Quran yang mengingatkan kepada manusia agar menjaga keluarganya dari sifat yang lemah.
“Ayat itu mengingatkan kepada kita semua, jadi Allah katakan; hedaklah kalian takut jika kalian meninggalkan generasi setelah kalian yang lemah, lemah fisiknya, lemah akalnya, lemah kehendaknya, lemah misinya, lemah cita-citanya, kenapa, karena inilah yang akan menjadi bencana peradaban, bukan lagi bonus demografi yang kita gaung-gaungkan, ini akan menjadi bencana peradaban, kita akan menyesal seumur hidup, jika kita meninggalkan anak-anak kita yang lemah, sekolahnya nggak lulus,” ujar Netty.
Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN provinsi Jawa Barat, Irfan Indriastono, S.S, M.Si, juga menerangkan tentang Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana) yang kini menjadi program utama BKKBN.
“Kalau dulu BKKBN identic dengan Keluarga Berencana, BKKBN identic dengan alat kontrasepsi, BKKBN identic dengan hanya ibu-ibu, tapi sekarang BKKBN bukan lagi hanya kontrasepsi yang diurusnya, sekarang bukan lagi hanya keluarga berencana saja, tapi sekarang kita mengusung program bangga kencana, yaitu pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana. Pembangunan keluarga kita letakkan didepan karena memang sekarang BKKBN programnya lebi memprioritaskan melalui pendekatan-pendekatan melalui keluarga. Karena dari keluargalah nanti akan hadir ayah-ayah hebat, tangguh dan produktih, dan dari keluargalah akan hadir ibu-ibu yang mengasihi penuh anak-anaknya, memberikan kasih saying yang laur biasa kepada anak-anaknya, nanti dari keluargalah akan muncul anak-anak yang hebat, anak-anak yang pntar, anak-anak yang cerdas dan anak-anak yang berakhlak mulia,” kata Irfan Indriastono.
Selain kedua narasumber tersebut, acara sosialisasi ini juga dihadiri Kabid Pengendalian Penduduk & Pemberdayaan Perempuan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kab. Cirebon, Yati Feronike, SKM., M.M, dan tokoh masyarakat yang juga anggota DPRD kabupaten Cirebon, Junaedi.
Panitia pelaksana menyediakan sejumlah hadiah yang bisa dibawa pulang oleh peserta yang beruntung, seperti lemari es, sepeda lipat, kompor gas serta alat-alat rumah tangga lainnya.(art)