PROSIAR – Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Munawar Asikin, mengatakan penanganan stunting harus dilakukan bersama-sama. Presiden Joko Widodo menurut Munawar memang telah menunjuk BKKBN sebagai koordinator penanggulangan stunting.
“Negara dianggap tidak sukses melaksanakan pengembangan SDM bila tidak berhasil menangani stunting. Dan BKKBN tentu tidak bisa bekerja sendirian. Harus dihadapi bersama-sama,” kata Munawar, saat kegiatan Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra Tahun 2021 di Aula Kantor Kelurahan Pancoran Mas, Jalan Puri Depok Mas Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jumat (15/10/2021).
Munawar menyebut Saat ini angka stunting di Indonesia adalah 27,67 persen. Angka ini menurut dia masih tinggi. Harusnya kata dia bisa di bawah 20 persen. Karena negara yang angka stuntingnya berada di atas 20 persen terancam tidak mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
Ia berpesan supaya keluarga mulai dari remaja, calon pengantin, dan pasangan baru menikah agar memahami hal-hal yang menyebabkan stunting.
Karena lanjut Munawar, asal muasal stunting adalah dari pasangan usia subur, remaja putri, calon pengantin sampai pasangan yang sudah menikah.
Pemahaman stunting ini menurut Munawar bisa diberikan kepada calon pengantin melalui sekolah pra nikah.
Di mana pasangan yang akan menikah harus mengerti pola hidup sehat dan mengatur keluarga yang sehat.
“Kita harapkan, setiap tahun angka stunting di Indonesia terus turun. Kita targetkan 2024 nanti angka stunting Indonesia di bawah 14 persen,” ujar Munawar.
Anggota Komisi IX DPR RI, Intan Fauzi, hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting adalah masa seribu hari sejak hamil sampai bayi berusia 2 tahun. Masa emas seribu hari ini, menurut Intan, seorang ibu harus mengkonsumsi makanan sehat, bergizi dan bervitamin. Sehingga pada proses kehamilan, janin yang tumbuh mendapat asupan gizi yang cukup. Begitu juga pada masa menyusui sampai usia 2 tahun.
“Masa emas (seribu hari) ini yang harus dijaga. Jangan sampai ibu-ibu tidak makan makanan bergizi,” kata Intan.
Selain memperhatikan aspek gizi, Intan juga berpesan supaya ibu-ibu usia produktif memperhatikan jarak kelahiran anak. Caranya dengan melakukan program Keluarga Berencana (KB). Di mana jarak ideal anak adalah lima tahun. Tujuannya kata dia supaya setiap anak yang lahir mendapat gizi dan perhatian cukup dari orang tuanya. Bila hanya berjarak 1-2 tahun, anak pertama bisa kurang mendapat perhatian dari orang tua atau keluarganya.
Selain dihadiri Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Munawar Asikin dan anggota Komisi IX DPR RI Intan Fauzi, Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra Tahun 2021 di Aula Kantor Kelurahan Pancoran Mas, Jalan Puri Depok Mas Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat ini juga dihadiri Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Rahmat Mulkan.(ryn)