SURABAYA , 20 Maret 2024 – Sekitar 250 an mahasiswa PENS mengikuti kegiatan Seminar Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Relawan TIK Surabaya dan Kementerian Komifo, hari ini, Selasa (19/03). Bertempat di Teater Kampus PENS, kegiatan ini merupakan kolaborasi Relawan TIK Surabaya dengan berbagai kampus dan sekolah guna mendukung percepatan program Literasi Digital untuk Pendidikan.
Dr. Tribudi Santoso, ST, MT. Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan SDM dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kesempatan kolaborasi Relawan TIK Surabaya. Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, selain pemerintah, kampus, industri dan masyarakat untuk mencapai target 50 juta warga Indonesia makin cakap digital hingga akhir tahun 2024. “PENS siap mendukung, apabila dari mahasiswa maupun dosen dibutuhkan juga sebagai Relawan TIK,”kata beliau.
Tribudi pun melanjutkan jika kegiatan ini sangat penting di era digital ini. Mahasiswa perlu belajar etika, utamanya adab. Mengingat perkembangan teknologi yang sangat pesat, dibutuhkan juga adaptasi dalam pemanfaatannya. “Mereka (mahasiswa,red.) sebaiknya diperkenalkan etikanya sebelum belajar keilmuan,”tegasnya.
Ada 3 tema penting yang dipaparkan secara pararel, yaitu tentang Budaya Digital yang disampaikan oleh Dr. Firman Arifin, ST, MT., Keamanan Digital yang disampaikan Muhajir Sulthonul Aziz, S.Kom, M.IKom. dan Kecakapan Digital disampaikan oleh E. Rizky Wulandari, S.Sos, M.Ikom.
Tampak antusiasme mahasiswa PENS dalam mengikuti kegiatan ini dari banyaknya mahasiswa yang mengajukan pertanyaan meski waktu yang disiapkan telah habis. Hal ini menyita perhatian Ketua Relawan TIK, Muhajir Sulthonul Aziz, yang menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa PENS yang sangat bersemangat mengikuti seminar ini.
“Ini pengalaman pertama saya masuk di kampus vokasi. Dan saya melihat berbagai hal menarik di PENS, termasuk mahasiswa dan perkuliahannya. Benar-benar salut terhadap semangat belajar mahasiswa di sini, para mahasiswa hebat,”puji Muhajir.
Muhajir pun berpesan jika mahasiswa PENS telah paham dan cakap digital, lalu memahami pula bagaimana keamanan digitalnya, serta mematuhi rambu-rambu bermedia sosial beserta adabnya, maka berikutnya adalah mau menjadi perpanjangan tangan dengan meliterasi masyarakat. Sebagaimana diketahui, pemahaman masyarakat terhadap literasi digital di Indonesia masih terbilang rendah, sehingga butuh edukasi dan dukungan berbagai pihak.