Alumni Tamansiswa Indonesia, Dukung Seruan Stop Aksi Kekerasan dalam Gerakan Mahasiswa

Indria Febriansyah, Ketua Umum Kabeh Sedulur Tamansiswa Indonesia, Dukung Seruan Stop Aksi Kekerasan dalam Gerakan Mahasiswa

Jakarta – Ketua Umum Kabeh Sedulur Tamansiswa Indonesia, Indria Febriansyah, menyatakan dukungannya terhadap seruan Eksponen Gerakan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang menegaskan pentingnya menolak aksi kekerasan dalam menyikapi revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI). Menurut Indria, perjuangan intelektual harus didasarkan pada argumentasi yang rasional dan berbasis data, bukan dengan tindakan anarkis yang merusak substansi perjuangan.

“Kami sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Urai Zulhendri dari Eksponen Gerakan Mahasiswa UI. Gerakan mahasiswa harus mengedepankan integritas intelektual dan moral yang luhur. Aksi kekerasan hanya akan mencederai perjuangan dan memberikan ruang bagi pihak-pihak yang ingin mereduksi gerakan mahasiswa menjadi sekadar kekacauan tanpa arah,” ujar Indria dalam keterangannya, Kamis (20/3/2025).

Menolak Narasi Provokasi dan Kekerasan

Indria menegaskan bahwa tuduhan terkait kembalinya dwifungsi TNI harus dibuktikan melalui kajian akademik yang mendalam, bukan sekadar asumsi yang digunakan untuk memprovokasi massa. Ia juga mengkritisi upaya segelintir kelompok yang mencoba menciptakan konflik fisik dengan aparat untuk memperkuat narasi tersebut.

“Kami mendukung setiap gerakan mahasiswa yang kritis terhadap kebijakan pemerintah, tetapi dengan cara yang benar dan elegan. Jika ada ketidakpuasan terhadap revisi UU TNI, maka jalur hukum dan mekanisme check and balance harus digunakan, bukan dengan tindakan destruktif yang justru memperburuk keadaan,” lanjutnya.

Indria juga menyoroti pentingnya menjaga marwah perjuangan mahasiswa agar tetap berada dalam koridor intelektual dan demokratis. Ia mengingatkan bahwa aksi-aksi anarkis, seperti penghadangan jalan, pengrusakan fasilitas umum, atau provokasi terhadap aparat, tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga berpotensi menghilangkan simpati publik terhadap perjuangan mahasiswa.

Gerakan Mahasiswa Harus Jadi Pilar Demokrasi yang Konstruktif

Sebagai bagian dari gerakan kepemudaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Tamansiswa, Indria menegaskan bahwa gerakan mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam memastikan proses legislasi berjalan dengan transparan dan aspiratif. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama mahasiswa, untuk kembali ke jalur diskusi substantif dan menghindari politik sensasi yang berbahaya.

“Kami ingin melihat mahasiswa sebagai kekuatan moral-intelektual yang bisa memberikan solusi, bukan sekadar reaktif tanpa dasar yang kuat. Mari kita sama-sama memastikan bahwa demokrasi di Indonesia tetap sehat dengan mengedepankan diskusi, bukan konfrontasi,” pungkas Indria.