Berikan Kesejahteraan di Tanah Luwu, PT GNI Tunggu Restu Pemerintah Pusat

Makassar – Ryan Latief selaku CEO PT Global Nickel Indonesia berharap Tanah Luwu bisa menjadi sentral Industri Terbesar yang memiliki harapan dan tujuan memberikan kesejahteraan Masyarakat dengan SDM yang berkualitas Serta membawa perubahan khususnya di Sulawesi Selatan dalam dunia industri.

Hal tersebut dibuktikan dengan penjajakan kerjasama saat ini tengah dilakukan PT Global Nickel Indonesia untuk memenuhi kewajibannya dalam mewujudkan pembangunan smelter yang akan memproduksi feronickel dan bahan baku batrey, serta tengah berupaya mendapatkan restu pemerintah dalam membangun smelter di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

CEO PT Global Nickel Indonesia, Ryan Latief mengatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi bersama Kementerian BUMN untuk mengelola lahan di Luwu Timur.

“Kami sudah melayangkan surat untuk mengelola lahan eks kontrak karya PT Vale ke Kementerian ESDM, BKPN dan Kementriian BUMN. Setelah itu kami akan melakukan rapat direksi, dan telah melakukan pertemuan awal dengan PT Aneka Tambang Tbk akhir Januari ini, tentu dengan terealisasinya hal ini akan memberikan dampak positif kepada masyarakat lokal dan pengusaha lokal di Luwu Timur. Kami sudah berkomitmen memberdayakan masyarakat lokal Luwu Timur dan pengusaha lokal sebagai mitra pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam,”kata Ryan Latief.

Selain itu lanjut Ryan, tahap awal melalui salah satu perusahaan Migas PT Global Migas Indonesia akan membangun storage BBM Industri dan Storage LNG sebagai salah satu sumber energi terbarukan untuk smelter.

“Sudah melakukan survei titik pembangunan pelabuhan dan logistik. Kami ingin membangun kawasan industri tepat guna di Luwu Timur tentu sumber energi kita siapkan lebih awal,” ungkap Ryan Latief.

Selain itu untuk mencegah bencana, Ryan Latief juga mengatakan, “Tambang Itu pasti merubah struktur tanah Jika Penambangan di laksanakan secara bersamaan dan Frontal maka terjadi ketidak seimbangan Alam yang pasti menimbulkan kerusakan dan bencana Alam yang cepat, dimana harus ada perencanaan reboisasi Pasaka Tambang atau reklamasi Tambang agar terjadi keseimbangan Ekosistem yang ada”,jelasnya. (red)

Editor: Gus Din