Lamongan, 22 Maret 2024- Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa turut hadir dalam acara Buka Puasa Bersama dengan pengusaha Jawa Timur yang tergabung dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jatim di Masjid Namira Kabupaten Lamongan, Kamis (21/3/2024) petang.
Tak sendiri, dalam kesempatan ini ia juga turut didampingi oleh Emil Elestianto Dardak. Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini kompak bersilaturahmi dengan jajaran pengusaha Jatim dan menyatu bersama warga Kabupaten Lamongan.
Dalam sambutannya, Khofifah mengajak masyarakat untuk memperbanyak amalan kebaikan (kesholehan sosial) di bulan Ramadhan. Mulai dari memperbanyak shodaqoh maupun menunaikan zakat, serta semangat untuk menjemput lailatul qadar.
“Suatu saat Rasulullah ditanya oleh sahabat. Amalan shodaqoh apa yang paling utama. Dan Rasulullah menjawab bahwa shodaqoh di bulan Ramadhan adalah shodaqoh yang diutamakan. Maka sangat banyak masyarakat yang kemudian saling memberi, mentasarrufkan sebagain rizkinya untuk infaq shodaqoh dan zakat,” urai Khofifah.
“Artinya kesalehan sosial menjadi kekuatan luar biasa yang dibangun oleh bulan ramadhan. Spirit of Ramadhan adalah spirit untuk membangun kesalehan sosial,” imbuhnya.
Lebih lanjut wanita yang juga Ketua PBNU ini menambahkan bahwa syahru ramadhan sering juga disebut syahrul jud atau bulan memberi. Selain itu juga dikenal sebagai syahrul muwassah atau bulan mengulurkan tangan. Maka Ramadhan sangat menganjurkan umat Islam untuk menguatkan hubungannya tak hanya dengan Allah atau hablum minallah, tapi juga hubungan dengan sesama manusia atau hablum minannas.
“Maka PR nya kemudian bagaimana shodaqoh ini nantinya juga dilanjutkan untuk dimaksimalkan untuk diamalkan di bulan yang lain. Sehingga keberseimbangan hablum minallah dan hablum ninannas bisa dijaga,” tegasnya.
Tidak sampai di sana, di hadapan para pengusaha Jatim dan juga masyarakat Lamongan yang memadati Masjid Namira, Khofifah turut memotivasi umat muslim untuk berlomba-lomba mendapatkan lailatul qadar. Pasalnya lailatul qadar dikatakan mantan Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini sangat sayang untuk dilewatkan.
“Saat ini kita sudah masuk malam ke 11 Ramadhan, bahkan beberapa diantara kita ada yang sudah malam ke 12. Maka kita tentunya sangat ingin bertemu dengan lailatul qadar, malam yang dijanjikan Allah lebih mulia dari 1000 bulan. Yang artinya lebih baik dari malam yang dilalui selama 82 tahun,” ujar Khofifah.
Maka suatu ketika dikatakan Khofifah, Aisyah r.a istri Rasulullah pernah bertanya, doa apa yang harus dimunajatkan jika bertemu dengan lailatul qadar. Yang ternyata dijawab oleh Rasulullah, bahwa yang perlu dilakukan adalah membaca doa.
“Doa yang dianjurkan oleh rasulullah berbunyi Allahumma Innaka Afuwwun Karimun Tuhibbul Afwa Fa’fu Anni. Yang artinya Yaa Allah, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku,” kata Khofifah.
Yang kemudian disambung dengan istighfar dan doa dan permohonan ridho akan surganya Allah SWT dengan membaca Astaghfirullah Allahumma inna nas’aluka ridhaka wal jannah, wa naudzu bika min sakhathika wan naar. Ya Tuhanku, aku memohon ridha dan surga-Mu. Aku juga berlindung kepada (rahmat)-Mu dari murka dan neraka-Mu.
“Doanya sederhana dan ini biasa kita baca setelah shalat witir. Semoga Allah mengampuni dosa kita semua, membukakan pintu maaf dan pintu surga untuk kita semua. Amin ya robbal alamin,” pungkas Khofifah.
Di sisi lain, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa buka bersama ini sengaja diinisiasi agar pengusaha Jatim bisa bersilaturahmi lebih dekat dengan Khofifah Indar Parawansa dan juga jajaran Pemprov Jatim.
“Silahtahmi ini penting terjalin agar tercipta sudut pandang yang sama antara pemerintah dengan pengusaha dalam melihat situasi yang terjadi,” tegas Adik.
Terutama di tengah kondisi ekonomi tak menentu saat ini dimana selama tahun 2023 lalu, banyak perlambatan yang terjadi di sektor usaha Jawa Timur sebagai dampak dari kondisi ekonomi global.
Dari data BPS Jatim dikatakan Adik, lapangan usaha tumbuh melambat. Misalnya di sektor industri pengolahan dari 6,27 persen di 2022 menjadi 4,08 persen di tahun 2023. Kondisi perlambatan juga dialami di sisi konsumsi rumah tangga.
“Perlambahan lapangan usaha dan juga konsumsi merupakan alarm keras bahwa dunia usaha kita sedang tidak baik-baik saja. Maka saya ingin ajak pelaku bisnis di Jatim untuk mari semakin semangat mengembangan usaha di tengab kondisi yang tak menentu ini. Kalau memang ada kolaborasi yang dibutuhkan tentu pemprov Jatim siap untuk bersama-sama berjuang bersama kita semua,” pungkas Adik.