BATANG – Kirab HUT Batang ke-57 di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menampilkan penampilan yang unik saat peserta kirab mengenakan pakaian punakawan Semar, Bagong, Gareng, dan Petruk. Para punakawan tersebut tampak akrab saling menyapa dan salaman dengan KBO Satlantas IPTU Danang Primayanto saat melewati jalan protokol Batang. Mungkin Semar dan kawan-kawan ingin sekaligus bersalaman karena masih suasana lebaran.
Penampilan unik peserta kirab dengan kostum punakawan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi ribuan warga yang memadati jalan protokol Batang. Selain itu, sawuran dengan total nilai sekitar Rp8 juta sampai Rp10 juta yang berupa uang koin pecahan 500-an atau 1.000 juga menjadi pelengkap tradisi dalam setiap pelaksanaan kirab.
Pemkab Batang juga menampilkan pusaka kebesaran Batang yang terdiri dari Tombak Kiai Abirawa serta pusaka pendamping lainnya. Terdapat sembilan unit kereta kencana dalam kirab yang dinaiki oleh rombongan Forkopimda dan kepala OPD, dua di antaranya didatangkan langsung dari Kraton Solo, sedangkan sisanya berasal dari sekitar Kabupaten Batang.
Rute kirab budaya dimulai dari Pendopo Pemkab Batang, melalui Jalan Veteran, Jalan Diponegoro, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada, Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Brigjen Katamso, dan kembali ke Pendopo.
Acara kirab budaya diakhiri dengan rebutan gunungan yang sudah didoakan oleh para alim ulama.
Ratusan warga berlomba-lomba merebut berbagai sayuran yang dipasang di gunungan tersebut.
Meski sebenarnya HUT Batang jatuh setiap tanggal 8 April, namun karena jatuh pada bulan Ramadan, maka segala aktivitas peringatan HUT Batang dilakukan usai lebaran. Menurut Lani Dwi Rejeki, selaku panitia pelaksana kirab, kirab pusaka tombak Abirawa, tosan aji, gunungan hasil bumi, dan kirab lainnya diselenggarakan untuk masyarakat dan melindungi adat istiadat,” pungkasnya. (*)