PROSIAR – Anggota Komisi IX DPR RI, Linda Megawati, mengatakan pemerintah harus memberikan perhatian lebih dalam upaya pemberantasan sunting. Menurut Linda, bila gagal mengatasi persoalan stunting, kemampuan daya saing bangsa di masa depan akan terancam.
“Memberantas stunting, berarti kita menyiapkan generasi penerus yang baik untuk masa depan bangsa kita,” kata Linda saat kegiatan Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra Tahun 2021, di Gedung Serba Guna Desa Padanaan, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (6/11/2021).
Linda menyebut ada beberapa tantangan dan masalah di Indonesia terkait stunting. Seperti wanita hamil dengan anemia, berat dan tinggi badan yang rendah, bayi prematur, usia pernikahan di bawah 19 tahun, dan jangka waktu melahirkan yang kurang dari 24 bulan. Untuk mengurangi stunting, menurut Linda harus mengurangi permasalahan yang berpotensi meningkatkan risiko stunting itu sendiri.
Ia berpendapat intervensi stunting harus dilakukan multisektoral. Kolaborasi menjadi kunci keberhasilan dalam percepatan penurunan stunting, baik intervensi gizi spesifik maupun gizi sensitif.
“Itu merupakan bagian dari program kementerian atau lembaga sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing, bahkan pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan masyarakat,” kata Linda.
Ia mengharapkan adanya kolaborasi multi sektoral, baik antar institusi pendidikan dan lembaga pemerintah dapat mewujudkan konvergensi yang baik demi pencegahan dan penurunan stunting di Indonesia. Linda juga menilai pandemi covid-19 juga menjadi tantangan tersendiri bagi upaya percepatan penurunan stunting.
Plt. Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan, BKKBN RI, I Made Yudhistira Dwipayama, mengatakan Indonesia telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 27,7 persen pada 2019. Ini tentunya membutuhkan upaya yang harus dipertahankan dan bisa mencapai target 2024 menjadi 14 persen.
“Sekarang evaluasi terakhir Kementerian Kesehatan, angka stunting masih 26,9 persen. Itu evaluasi terakhir jadi masa pandemi memang menghambat penurunan. Sehingga penurunan sedikit,” kata Made.
Meski begitu, menurut Made, sunting ini masih menjadi ancaman bila semua pihak tidak memperdulikan penyebabnya.
“Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Hanya saja, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek,” ujar Made.
Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra Tahun 2021, di Gedung Serba Guna Desa Padanaan, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini juga dihadiri Koordinator Bidang KSPK Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Barat, Elma Triyulianti Djajuri, dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sumedang, Ani Gestapiani.(ryn)