Politisi PAN : Anies-Gus Imin Hanya Menghitung Faktor Elektoral di Pilpres 2024, Tanpa Pertimbangan Elektabilitas 

Jakarta, ProSiar.com – Bakal Calon Presiden dan Wakil dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, mengincar suara Nahdlatul Ulama (NU) yang berbasis di Jawa Timur. Kendati demikian, hal tersebut bukan menjadi jaminan kemenangan mengingat pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi yang kandas di Pilpres 2004.

Ketua DPW PAN Jawa Timur, Ahmad Rizki Sadig, mengatakan bahwa pasangan Anies-Gus Imin hanya menghitung faktor elektoral dalam Pilpres 2024 dengan berharap merebut ceruk pemilih NU. Namun, pasangan ini tidak memperhitungkan faktor elektabilitas yang juga menjadi penentu kemenangan.

Ini harusnya dihitung juga,” kata Rizki Sadig dalam siaran Podcast Youtube Rizki Sadig saat dikutib dari liputan6.com, Selasa (4/10/2023).

Rizki menyadari bahwa PDIP dan PKB mendominasi Jawa Timur. Namun hal itu tidak menjadi jaminan bila berkaca dari kontestasi Pilpres pasangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan ulama besar NU Hasyim Muzadi di 2004 yang kandas oleh pasangan SBY-JK.

Tahun 2004, tahun di mana masih ada nuansa Gusdurian masih kompak. Di Jatim cuma dapat (suara) 5 juta. Jadi 5 juta kira-kira mungkin kalau zaman dulu 20-an juta, berarti lebih kurang 20-25 persen,” papar Rizki.

Rizki juga mencontohkan kemenangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Dardak di Pilgub Jatim 2018. Saat itu PKB tidak mendukung pasangan tersebut dalam kontestasi Pilgub. Adapun partai yang mengusungnya adalah: Partai Demokrat (13 kursi), Partai Golkar (11 kursi), PPP (5 kursi), PAN (7 kursi), Partai Nasdem (4 kursi) dan Partai Hanura (2 kursi) serta didukung PKPI (non-parlemen).

Berkaca dari gambaran tersebut, Rizki meyakini tidak semua Kiai di Jatim akan memilih Cak Imin pada Pilpres 2024 mendatang.

Jadi saya kira kan juga ada klaster kiai-kiai yang memang tidak pilihannya kepada Muhaimin, tapi pilihannya lebih general, lebih liberal, deket sama Prabowo, deket sama Khofifah, deket sama Mas Ganjar, masih banyak lagi di situ,” kata Rizki.

Sementara itu, Rizki menduga banyak pesantren di Jawa Timur yang belum mengambil sikap hingga pemilu 2024.

Beberapa pondok pesantren yang cukup tua saya kira juga masih menjaga jarak dengan faktor itu, karena mereka ada hubungan emosional dengan Gus Dur,” imbuhnya.

Pertama Kalinya, Pengurus NU Jatim Sambangi Markas PAN di Jawa Timur

Sejumlah pengurus Nahdlatul Ulama atau NU Jatim berkunjung ke kantor DPW Partai Amanat Nasional Jawa Timur, Jl Darmokali, Darmo, Wonokromo, Surabaya, dalam suasana Ramadhan 2023 lalu. Kujungan tersebut tentunya menjadi momen bersejarah bagi PAN dan NU, khususnya di Jawa Timur.

Ketua DPW PAN Jatim Ahmad Rizki Sadig mengatakan, sejak PAN berdiri pada 1998, belum pernah pengurus NU bersilaturahmi ke kantornya. Kunjungan itu terjadi pada 25 Ramadhan tahun ini. Bahkan, mereka juga salat Tarawih berjamaah.

Malam 25 Ramadan kita salat Tarawih berjamaah. 23 rakaat. Pakai qunut, yang mimpin Ketua PWNU Jawa Timur,” jelas Rizki.

Ia menegaskan, sebagai Ketua DPW PAN Jatim, dirinya merupakan penyelenggara kunjungan bersejarah PWNU Jatim tersebut. (red)