POYU PRO AGUNG SEDAYU

by Zeng Wei Jian

Prosiar.com – Akhirnya duo-srigala Arief Poyuono buka suara. Dia bela Proyek PIK 2. Dia pertanyakan peran Said Didu inc di masa pergolakan 98. Diam waktu jadi pejabat. Jual BUMN ke asing. Sedangkan PIK 2 serap ratusan ribu karyawan & putar roda 175 industri di bawah property. Semuanya industri padat karya.

So far, keterangan Ketua Serikat Pekerja BUMN Arief Poyuono paling klir, masuk akal, dan rasional. Sesuai fakta. Ust Abu Janda sekali rilis video langsung tumbang. Coki, Batman, dan Fritz Alor Boy konsisten bikin kontra opini & bongkar kejahatan Genk Said Didu yang mengarah ke provokasi rasialis Anti-Tionghoa.

Arief Poyuono (Titisan Eyang Semar) minta sahabatnya i.e. Pa Prabowo Subianto untuk hati-hati & segera menyelesaikan polemik PSN-PIK 2. Gerakan Said Didu bikin investor ogah masuk.

Di sisi lain, Pemerintah harus hadir. Eliminasi penyimpangan yang merugikan rakyat. Pengecara HTI Ahmad Khozinudin rilis video warga yang cerita praktek lapangan Ali Hanafi. Eksekutor ini kejam. Dia permainkan negosiasi pembebasan tanah. Rakyat ada yang dirugikan. Dari harga 750 ribu dibikin jadi 50 ribu per meter.

Aguan & Salim seakan tutup mata. Keduanya ga bisa disamakan dengan penadah curanmor. Motor colongan tanpa STNK & BPKB. Bodong. Tapi akta jual-beli tanah syah.

Jenifer Jill perna bilang ga ada orang kaya yang ga tricky. Bener…!! Mau kaya harus tega. Soft hearted people has thin fortune. Seperti saya. Ga bakat bisnis. Apalagi jadi eksekutor lapangan seperti Ali Hanafi.

Agung Sedayu harus fair saat pembebasan lahan. Ga bisa nurutin Said Didu yang minta 150 milyar. Mau kaya mendadak? Tapi nasib rakyat Banten juga diperhatikan. Cari win-win solution. Kalo ga bisa ya Pemerintah ambil alih.

Gerakan kontra Agung Sedayu hendaknya fokus. Jangan melebar dengan provokasi Anti-Tionghoa. Ini pertarungan kelas. Bukan antagonisme rasial. Teriak-teriak Anti-Tionghoa hanya triger antipati. Mengaburkan inti masalah. Menguntungkan Kelas Kapitalis. Korbannya banyak pihak. Negara dirugikan. Investor asing ogah masuk.

THE END