PROSIAR – Saat melakukan sosialisasi pendataan keluarga kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, Rabu (27/10/2021) di kelurahan Citeureup kecamatan Cimahi Utara kota Cimahi, anggota Komisi IX DPR RI Dr.Hj. Netty Prasetiyani, M.Si, menyampaikan rasa prihatinnya terhadap warga Cimahi. Sebab menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Jawa Barat, kota Cimahi berada pada posisi nomor tiga tertinggi penderita stunting.
“Stunting di Jawa Barat dari 27 kota dan kabupaten tadi saya dikasih bocoran sama pak Wahidin tadi, yang pertama kabupaten Tasik, yang kedua kabupaten Bogor kok yang ketiga kota Cimahi. Kalau kita lihat 25, 26,27, 25nya adalah kabupaten Kuningan, 26nya kota Depok dan 27 yang paling rendah adalah kota Sukabumi, jadi ini yang menjadi bahan renungan kita pada sosialisasi kali ini,” kata Netty Prasetiyani dihadapan para peserta sosialisasi.
Netty Prasetiyani memastikan, jika warga kota Cimahi dan masyarakat Indonesia bisa menyiapkan keluarga dan manusia berkualitas, maka kita bisa menjadi pemenang dalam segala bidang.
“Jika kita memiliki putra putri yang sehat, cerdas dan kuat, akan menjadi harapan bangsa, kita pastikan kita tidak akan menjadi tamu dan penonton di negeri ini, selama kita bisa membentuk mencetak menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas,” ucapnya.
Anggota Fraksi PKS ini juga mengajak warga Cimahi agar menyiapkan keluarga yang berkualitas dan memperkuat keluarga dengan memiliki ketahanan keluarga.
“Kita perlu mengapresiasi keberanian BKKBN punya nyali lho, menetapkan pembangunan keluarga sebagai tagline dari rebranding program BKKBN. Dulu sebenarnya KKBPK ya. Nah sekarang ibu dan bapak harus mengapresiasi ternyata BKKBN ini sejalan dengan misi kita, bahwa kita ingin memperkuat keluarga kita dengan memiliki ketahanan,” lanjut Netty.
Untuk memperkuat argumentasinya, Netty juga menyebutkan pesan Allah SWT yang disampaikan melalui Firman Nya dalam Al Qur’an.
“Takutlah kamu meninggalkan generasi yang lemah setelah kamu, lemah akalnya, lemah fisiknya, lemah tekadnya, lemah visinya, lemah mimpinya, lemah keinginnannya untuk memajukan Negara ini, ini adalah tanah air kita, kita lahir dan besar di bumi ini, mari sama-sama kita memiliki keberpihakan untuk bisa memajukan keluarga kita,” lengkap Netty Prasetiyani.
Sementara itu, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN RI, Drs. S. Teguh Santoso, M.Pd menjelaskan beberapa factor yang bisa menyebabkan bayi lahir stunting.
“Stunting ada hubungannya dengan kawin muda, kawin terlalu muda kecendrungan bayinya beresiko stunting, yang kedua pengaturan kehamilan terlalu dekat jarak kelahiran, terlalu sering melahirkan, ini juga beresiko bayinya lahir stunting, yang ketiga pola asuh, kemampuan orang tua didalam memberikan pengasuhan yang baik kepada anak-anaknya itu pengaruhnya besar juga apakah anak yang dilahirkan nanti stunting atau tidak,” beber Teguh Santoso.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, DR. Drs. Wahidin, M.Kes mengatakan, BKKBN akan membentuk tim pendamping keluarga dalam upaya penurunan angka stunting.
“Terkait dengan penanganan stunting, kita diminta untuk membentuk tim pendamping keluarga yang setiap tim itu anggotanya bidan, kader PKK dan kader KB, di kota Cimahi baru mengusulkan seperempatnya saja dari kuota yang diharuskan,” kata Wahidin, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat.(art)