Netty Prasetiyani Ajak Warga Kuningan Bangun Keluarga Dimulai dari Perencanaan

Dr. Hj. Netty Prasetiyani. M.Si, anggota Komisi IX DPR RI

PROSIAR – Warga kabupaten Kuningan Jawa Barat mendapat pencerahan dari anggota Komisi IX DPR RI, Dr.Hj. Netty Prasetiyani, M.Si tentang program Keluarga Berencana (KB) saat menggelar sosialisasi penguatan pendataan keluarga kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, Sabtu (30/10/2021) di Kelurahan Purwawinangun, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Dalam pemaparannya, Netty Prasetiyani mengajak warga Kuningan untuk meningkatkan kualitas keluarga melalui perencanaan.

“Saya sampaikan kepada seluruh warga masyarakat, hari ini kita harus memperbaiki institusi keluarga Indonesia, yang pertama tentu saja membangun keluarga dimulai dari perencanaan. Kalau dulu BKKBN itu apa, dua anak cukup, dua anak lebih baik, tapi sekarang BKKBN berencana itu keren,” kata Netty Prasetiyani dihadapan para peserta sosialisasi.

Netty melanjutkan, cara membangun keluarga yang kedua yaitu menyiapkan konsep pengasuhan yang benar dan tepat.

“Konsekwensi dari pernikahan yaitu memiliki keturunan. Agar kita bisa menyiapkan generasi yang unggul yang menjadi calon pemimpin melanjutkan estafet kepemimpinan orang tuanya, yang kedua kita harus menyiapkan konsep pengasuhan yang benar dan tepat,” tambahnya.

Dr. Hj. Netty Prasetiyani. M.Si

Kata anggota Fraksi PKS ini, di undang-undang no 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, ada 8 fungsi keluarga.

“8 fungsi keluarga inilah yang menjadi pilar pembangunan yang kita selenggarakan. Satu fungsi agama, social budaya, kasih saying, reproduksi, perlindungan, pendidikan, ekonomi dan lingkungan, jadi artinya jika delapan fungsi keluarga ini berjalan, insyaAllah keluarga tersebut harmonis,” lanjutnya.

Selanjutnya Netty Prasetiyani menerangkan empat komponen dalam membangun keluarga, karena begitu banyaknya ujian dan tantangan dalam membangun keluarga.

“Empat komponen ketahanan keluarga itu yang pertama ketahanan fisik ekonomi, karena keluarga itu sebagai tempat kita berkumpul, tempat kita berbagi, berempati, tentu ada wadahnya, minimal keluarga itu memiliki tempat berkumpul itu namanya rumah, selain rumah tempat berteduh berlindungan dari hujan dan pansa matahri, anak-anak yang berusia sekolah dipastikan harus bersekolah, jadi gak boleh anak-anak di lampu merah, ndak boleh anak-anak berkeliaran pada jam sekolah, selanjutnya adalah ketahanan fsikologis, dan terakhir ketahanan spiritual,” lengkap Netty.

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), BKKBN RI, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd mengapresiasi lanju pertumbuhan kabupaten kuningan yang tergolong rendah.

Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), BKKBN RI

“Kuningan ini luar biasa, laju pertumbuhan penduduknya itu dibawah satu persen atau nol koma lima lah kurang lebih, nol koma empat persen pertahun ini kan luar biasa, jadi memang orang Kuningan ini stabil penduduknya, stabilnya bisa karena memang merantau atau yang lain, pertumbuhan penduduk kana da dua, aspek kelahiran dikurangi kematian, dan aspek keluar dikurangi yang masuk, selisihnya itu menjadi lanju pertumbuhan penduduk, dengan jumlah penduduk lebih kurang satu juta,” ucap Sukaryo Teguh Santoso.

Selanjutnya Sukaryo Teguh Santoso juga menyampaikan angka kelahiran yang naik dari dua anak saat ini menjadi 2,46.

“Nah ini memang pak Kadis dan para kader agar terus memberikan edukasi, informasi kepada seluruh keluarga yang ada di Kuningan pentingnya kita itu berkeluarga dengan cara-cara yang baik, perencanaan yang baik, perencanaan tidak hanya ekonomi, perencanaan usia perkawinan dan sebagianya,” tambahnya.

Angka kelahiran yang tak terkendalikan tersebut menurut Sukaryo akan beresiko terhadap kualitas kesehatan ibu dan anak.

“Kematian ibu bisa jadi tinggi dan Kuningan menjadi salah satu wilayah yang didukung oleh UNDP pada tahun 1997 sampai 2001 itu menjadi pilot projek bagaiaman menurunkan angka kematian ibu melalui gerakan-gerakan saying ibu dan sebagainya,” lengkapnya.

Irfan Indriastono, S.S,M.Si, Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Jawa Barat

Acara ini juga dihadiri Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Jawa Barat, Irfan Indriastono, S.S, M.Si, serta Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Kuningan Trisman Supriatna, S.Pd, M.Pd.(art)