Saat Sosialisasi KB, Putih Sari: 400 Ribu Kehamilan Baru Terjadi Selama Pandemi Covid-19

Drg. Putih Sari, anggota Komisi IX DPR RI

PROSIAR – Anggota Komisi IX DPR RI, Drg. Putih Sari mengungkap data mencengangkan selama pandemi covid-19 sejak tahun 2020 lalu. Ia mengatakan, ada lebih dari 400 ribu kehamilan baru selama pandemi yang dimulai maret tahun 2020 lalu.

“Penduduk Indonesia luar biasa pertambahannya, terlebih di masa pandemi ada kurang lebih 400 ribu kehamilan baru,” ucap Putih Sari yang disambut senyum dan tawa kecil para peserta sosialisasi.

Itu dikatakan Putih Sari saat mengadakan sosialisasi penguatan pendataan keluarga dan kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, Selasa (26/10/2021) di desa Sawit kecamatan Carangdan kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Anggota Fraksi Gerindra itu mengingatkan kepada warga, agar selalu membuat perencanaan dalam setiap ingin melangkah ke jenjang pernikahan.

“Usia menikah ada anjurannya, 21 – 25, 21 buat perempuan dan 25 laki-laki, kenapa mesti begitu ya karena harus terencana segal sesuatunya, karena usia 21 itu dianggap secara fisik perempuan itu sudah cukup siap, karena perempuan itu punya yang namanya alat reprodusksi yang nantinya dijadikan tempat tumbuh kembangnya janin, apa namanya, Rahim. Rahim seorang perempuan itu dianggap siap, sehat, menurut para ahli itu diusia 21 tahun, kalau kurang dari 21 tahun, punya resiko lah, resiko pendarahan dan resiko resiko kesehatan yang lain,” beber Putih Sari panjang lebar.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pengantin yang sudah cukup umur diyakini sudah bisa menjalankan fungsi-fungsi keluarga.

“Bahwasanya membentuk keluarga itu tidak hanya menyatukan dua insan saja, tapi tetap bisa menjalankan fungsi agamanya, bagaimana nantinya keluarga ini berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, bisa mengajarkan juga identitas agamanya kepada generasi penerusnya, kepada putra putrinya, itu menjadi dasar fungsi keagamaan bagaimana membentuk karakter putra putri,” lanjutnya.

Selanjutnya, Putih sari menjelaskan ada delapan fungsi keluarga yang mesti dijalankan oleh kita selaku anggota keluarga, agar terbentuk karakter-karakter masyarakat yang berkualitas, sehingga kedepannya bisa membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkualitas.

“Kalau tadi disampaikan jumlah penduduk Indonesia 272 juta, yang udah terlanjur banyak ini dimasukin lagi kedalam perut, tapi yang usdha terlanjur banyak ini dipersiapkan,” lengkapnya.

Drs. Eli Kusnaeli,MM.Pd, Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI

Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI, Drs. Eli Kusnaeli,MM.Pd, menyampaikan dua hal yang menurutnya penting yaitu bagaimana meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas menumbuhkan kekutana sumberdaya manusia untuk pembangunan, serta sejumlah program yang dijalankan BKKBN menjadi tanggung jawab berat yang mesti dijalankan sesungguhnya.

“Bapak ibu sekalian, kalau kita mau meningkatkan kualitas sumberdaya manusia maka yang akan menghasilkan sumberdaya manusia yang hebat yang baik yang berkualitas yang berdaya saing itu dimana adanya, tidak ada tempat lain kecuali satu, keluarga. Jadi keluarga itu yang pertama anak-anak. Jadi anak itu mau jadi pintar, jadi sehat, sakit sakitan, mau jadi berakhlak baik atau tidak itu ada di keluarga, oleh sebab itu maka keluarga itu harus menjadi institusi yang pertama dan utama untuk kita bantu agar setiap keluarga menjadi keluarga yang berkualitas, sehingga menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas,” ucap Eli Kusnaeli.

Tambahnya lagi, satu hal kini yang sedang menjadi focus utama pemerintah yaitu penanganan masalah stunting.

“Kita sudah 50 tahun melaksanakan program keluarga berencana, sejak tahun 70, pada saat itu orang berfikir KB itu adalah kontrasepsi, padahal sebetulnya cita-citanya bukan itu, KB itu adalah menigkatkan kualitas sumberdaya manusia, sehingga dulu taglinenya dua anak cukup, supaya gampang. Setelah lima puluh tahun, kita berhasil di tahap pertama mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, supaya lahir anak itu jumlahnya tidak terlalu banyak dan jaraknya juga sehat, dua anak lebih sehat, kita sudah berhasil,” lengkapnya.

Angelia Sri Melani Winyarti,SE.MMKordinator bidang Latbang BKKBN provinsi Jawa Barat

Koordinator Bidang Latihan dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat, Angelia Sri Melani Winyarti, SE.MM menyoroti persoalan anak remaja, terutama komunikasi orang tua dengan anak-anak remajanya.

“Hasil dari kita mengamati remaj-remaja kita dan keluarganya, ternyata yang menjadi biang keladi ketidak sesuaian keluarga antara ayah ibu dan remajanya itu komunikasi, ngobrolnya. Remaja kadang-kadang tidak paham mau orang tuanya apa, orang tua nggak paham mau anak remajanya apa, sehingga seperti orang tuli ngomong sama orang tuli, sehingga remaja nanti merasa tidak sesuai dan tidak cocok dengan orang tuanya, ini nanti yang meyebabkan anak remaja mencari informasi diluar keluarganya. Kalau dapat sumber informasinya yang baik dan benar, maka remajanya akan luar biasa, kalau informasinya tidak benar maka jadinya hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi pada anak tersebut,” ungkapnya.

BKKBN memiliki program namanya Bina Keluarga Remaja yang mengurusi tentang keluarga yang memiliki anak usia remaja. Sedangkan di remaja sendiri ada program kelompook kegiatan yaitu pusat informasi dan konseling remaja. Semua itu tujuannya untuk mengajak dan mengarahkan remaja kepada informasi yang benar tentang perkembangan dan pergaulan remaja.(art)